Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang melanjutkan relinya pekan depan jelang rilis sejumlah data ekonomi domestik.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menjelaskan pergerakan IHSG pada awal pekan ini dipengaruhi oleh sikap investor yang bersikap wait and see menantikan perkembangan hasil pemilu AS. Investor juga mencermati lockdown virus corona di China dan dampaknya terhadap pergerakan pasar.
“Namun di akhir pekan ini pasar cenderung bergelora menyambut rilis data inflasi AS yang turun di periode Oktober. Sehingga, investor memperkirakan inflasi AS telah mencapai puncaknya,” jelasnya saat dihubungi, Jumat (11/11/2022).
Cheril menuturkan, IHSG masih berpeluang mencatatkan kenaikan pada pekan depan. Salah satu sentimen yang akan dicermati pasar minggu depan adalah rilis data inflasi produsen dan penjualan ritel AS.
Selain itu, di Asia pelaku pasar akan memantau perkembangan kenaikan kasus virus corona di China dalam kaitannya terhadap permintaan komoditas global.
“Kami memproyeksikan IHSG menguat pada pekan depan dengan pergerakan pada 7.000 – 7.170,” jelasnya.
Baca Juga
Ia menambahkan, perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada pekan depan juga berpotensi menjadi katalis positif untuk IHSG. Hal ini mengingat acara tersebut berskala internasional, sehingga investor global akan mencermati gelaran tersebut dengan seksama.
“Mata investor global akan tertuju pada Indonesia, ini akan menjadi sarana memperkenalkan peluang investasi di Indonesia,” imbuhnya.
Seiring dengan sentimen – sentimen tersebut Cheril mengatakan investor dapat mencermati sektor -sektor saham seperti bahan baku, properti, komoditas, perindustrian, dan infrastruktur. Beberapa saham yang menjadi rekomendasi Cheril untuk perdagangan pekan depan adalah MDLN, SMRA, dan TKIM.
Sementara itu, Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji menambahkan, pada pekan depan perhatian pelaku pasar tertuju pada rilis sejumlah data domestik.
Tercatat, data perkembangan surplus neraca perdagangan, penetapan suku bunga acuan Bank Indoensia, hingga perkembangan surplus transaksi berjalan kuartal III/2022 akan dikeluarkan pada pekan depan.
Sementara itu, dari luar negeri data inflasi masih akan menjadi indikator yang dipantau investor. Nafan menuturkan, pelaku pasar terutama akan mencermati data inflasi Inggris dan Uni Eropa.
“Di sisi lain, perkembangan KTT G20 di Bali juga dicermati para pelaku pasar domestik maupun global,” tambahnya.
Seiring dengan sentimen – sentimen tersebut, Nafan mengatakan investor dapat mencermati saham di sektor teknologi, bahan baku, finansial, konsumer siklikal, infrastruktur, dan properti.
Adapun, Mirae Asset memproyeksikan pergerakan IHSG pekan depan pada kisaran 6.956 – 7.169.