Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan XL Axiata Berhasil Naik, Kok Laba Turun ke Rp981 Miliar?

Emiten telekomunikasi pesaing Telkomsel, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mencatatkan pendapatan yang bertumbuh 9,06 persen, dengan laba bersih yang melorot 3,44 persen
Karyawan melayani pelanggan di salah satu XL Center di Jakarta, Minggu (30/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melayani pelanggan di salah satu XL Center di Jakarta, Minggu (30/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi pesaing Telkomsel, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mencatatkan pendapatan yang bertumbuh 9,06 persen, dengan laba bersih yang melorot 3,44 persen pada kuartal III/2022. Mengapa ini bisa terjadi?

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2022 yang belum diaudit pada Senin (7/11/2022), emiten telekomunikasi itu mencatatkan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk melorot 3,44 persen menjadi Rp981,2 miliar dibandingkan dengan Rp1,01 triliun pada edisi yang sama tahun lalu.

Padahal, pendapatan EXCL sebesar Rp21,59 triliun tumbuh 9,06 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp19,8 triliun.

Jika dirinci, porsi pendapatan data dan layanan digital meningkat 8,94 persen menjadi Rp19,71 triliun, sementara pendapatan dari jasa interkoneksi dan jasa telekomunikasi lainnya tumbuh 47,94 persen dari hanya Rp680,19 miliar menjadi Rp1 triliun. Adapun, pendapatan dari percakapan dan SMS turun 23,2 persen menjadi Rp792,87 miliar.

EXCL mencatatkan pertumbuhan beban yang cukup signifikan pada pos beban dengan total beban Rp18,57 triliun tumbuh 10,31 persen dari Rp16,84 triliun pada periode 9 bulan tahun lalu.

Pos kenaikan beban terbesar terjadi pada beban interkoneksi dan beban langsung lainnya yang tumbuh 95,6 persen menjadi Rp2,01 triliun. Sementara itu, biaya keuangan juga meningkat 6,6 persen menjadi Rp1,88 triliun.

Pada pos beban interkoneksi dan beban langsung lainnya, peningkatan pengeluaran terjadi pada pembelian perangkat bundling dari yang hanya Rp38,15 miliar tahun lalu naik 10,73 kali lipat menjadi Rp447,86 miliar. Beban lain-lain juga naik 8,97 kali lipat menjadi Rp687,13 miliar.

Hal ini membuat kinerja laba sebelum pajak penghasilan turun tipis 4,8 persen dari Rp1,25 triliun pada September 2021 menjadi Rp1,19 triliun pada September 2022. Dengan begitu, setelah dikurangi beban pajak, laba bersih perseroan pun turut menurun.

Sementara itu, jumlah aset EXCL naik 12,26 persen dari Rp72,75 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp81,67 triliun pada 30 September 2022. Kenaikan aset terutama dari pos aset tetap yang bertambah Rp4,27 triliun.

Di sisi lain, liabilitas EXCL naik 15,76 persen menjadi Rp60,96 triliun per kuartal III/2022 dibandingkan dengan Rp52,66 triliun pada 31 Desember 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper