Bisnis.com, JAKARTA — Axiata Group Bhd., perusahaan pemilik PT XL Axiata Tbk. (EXCL), dikabarkan menjajaki potensi untuk menggabungkan layanan seluler dan pita besarnya (broadband) di Indonesia.
Berdasarkan pemberitaan Bloomberg, seorang sumber yang mengetahui rencana penggabungan usaha itu mengatakan bahwa Axiata tengah mempersiapkan pondasi untuk kesepakatan baru yang memungkinkan sinergi antara dua layanan tersebut makin kuat.
“Salah satu opsi yang dipertimbangkan mencakup rencana menggandeng investor minoritas untuk aset infrastruktur sebagai cara untuk mendorong investasi dan pertumbuhan lebih jauh,” kata sumber yang dirahasiakan itu, dikutip Rabu (2/11/2022).
Perusahaan nirkabel asal Malaysia itu merupakan pemegang saham pengendali EXCL dengan kepemilikan mencapai 61,16 melalui Axiata Investment (Indonesia) Sdn. Bhd. (AII).
Selain EXCL, Axiata juga memiliki aset lain di Indonesia yakni PT Link Net Tbk. (LINK), perusahaan penyedia layanan internet broadband dengan merek First Media.
LINK resmi menjadi bagian dari Axiata Group lewat akuisisi yang dirampungkan pada Juni 2022. Bersama dengan Xl Axiata, Axiata Group mencaplok 66,03 persen saham LINK dengan nilai transaksi mencapai Rp8,72 triliun.
Baca Juga
Nilai pasar EXCL dan LINK mencapai Rp33,65 triliun jika diakumulasi. Meski demikian, sumber tersebut mengatakan bahwa rencana bisnis ini masih dalam tahap awal. Belum dapat dipastikan apakah Axiata akan melanjutkan rencana tersebut atau tidak.
Sampai berita ini ditulis, perwakilan dari Axiata menolak untuk memberikan komentar, sementara pihak Link Net mengaku tidak mengetahui rencana tersebut.
Dihubungi terpisah, Head External Communications XL Axiata Henry Wijayanto mengatakan bahwa EXCL tidak mengetahui kabar tersebut.
“Mengenai hal tersebut, mohon ditanyakan ke Axiata langsung karena merupakan ranahnya sebagai pemegang saham XL,” kata Henry kepada Bisnis, Rabu (2/11/2022).
Perusahaan-perusahaan telekomunikasi tengah getol mengeksplorasi opsi strategis untuk menaikkan performa. Sebagai contoh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dikabarkan telah menunjuk penasehat untuk rencana merger layanan seluler dan pita besarnya, termasuk kesepakatan potensial untuk operasional pusat data yang dimiliki