Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mencatat secara kumulatif aliran modal asing keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp176,33 triliun sepanjang tahun ini atau hingga 3 November 2022. Meski demikian, jelang window dressing atau dihitung pada awal November saja, terjadi arus masuk ke pasar saham dan obligasi negara.
“Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen sampai dengan 3 November, nonresiden [investor asing] jual neto Rp176,33 triliun di pasar SBN,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI Nita A. Muelgini dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Minggu (6/11/2022).
Saat periode yang sama, BI mencatat aliran modal asing di pasar saham masuk sebesar Rp78,86 triliun.
Meski sepanjang tahun berjalan terjadi penarikan dana dari surat utang negara, Bank Indonesia juga mencatat pada pekan pertama November 2022 terjadi dana masuk (capital inflow) di pasar SBN sebesar Rp80 miliar.
Di samping itu, aliran masuk modal asing juga terjadi di pasar saham sebesar Rp820 miliar.
Dengan perkembangan tersebut, capital inflow di pasar keuangan domestik pada pekan pertama November 2022 mencapai Rp900 miliar.
Baca Juga
BI memperkirakan kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) akan tetap sehat. Meski tekanan dari sisi arus modal asing meningkat, transaksi berjalan pada kuartal III/2022 diperkirakan kembali mencatat surplus, melanjutkan capaian pada triwulan sebelumnya.
Capaian tersebut didorong oleh surplus neraca perdagangan sebesar US$14,9 miliar.
Di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global yang diperkirakan masih tinggi, kinerja NPI pada 2022 pun diperkirakan tetap terjaga dengan surplus transaksi berjalan dalam kisaran 0,4—1,2 persen dari PDB.
Kinerja neraca transaksi modal dan finansial yang tetap baik terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA).
Sementara itu, kinerja NPI pada 2023 diperkirakan tetap baik, ditopang oleh transaksi berjalan dan neraca transaksi modal dan finansial yang tetap solid, di tengah risiko berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.