Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah dana terhimpun di pasar modal Indonesia telah mencapai lebih dari Rp190 triliun hingga akhir Oktober 2022. Angka itu telah melewati target setahun penuh rising fund himpunan dana pasar modal sebesar Rp182,5 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi memaparkan, hingga 25 Oktober 2022 pihaknya telah mencatat 174 aktivitas emisi penghimpunan dana yang terdiri dari saham, obligasi, dan sukuk dengan total nilai penawaran umum mencapai Rp190,89 triliun.
Aktivitas terbanyak tercatat pada Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) Tahap I dan II dengan 92 penawaran dengan nilai yang dihimpun mencapai Rp113,33 triliun. Menyusul di belakangnya adalah 24 penawaran umum terbatas (PUT) dengan total penghimpunan dana Rp31,08 triliun.
Selanjutnya, 16 Penawaran EBUS dilakukan di pasar modal Indonesia pada tahun ini dengan nilai penawaran Rp25,43 triliun.
“Sementara itu, sebanyak 42 aktivitas penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) menghasilkan dana Rp21,05 triliun,” jelas Inarno dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Oktober 2022, Kamis (3/11/2022).
Adapun, jumlah IPO yang masih berada pada pipeline adalah sebanyak 61 calon emiten dengan potensi dana terhimpun Rp27,58 triliun. Sebanyak 21 aksi penghimpunan dana melalui PUT juga berada di pipeline dengan potensi jumlah dana Rp37,2 triliun.
Kemudian, OJK juga mencatat 11 PUB EBUS Tahap I dan II di pipeline dengan total nilai Rp12,24 triliun dan 6 aksi penghimpunan dana melalui EBUS dengan total dana Rp6,30 triliun.
Baca Juga
Inarno menambahkan, di tengah pengetatan likuiditas global, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara month to date (mtd) terpantau naik 0,10 persen ke level 7.048,38.
Meski demikian, pasar saham Indonesia masih mampu mencatatkan net inflow atau masuknya aliran dana asing. Hingga 25 Oktober 2022 investor nonresiden mencatatkan inflow ke pasar saham sebesar Rp7,74 triliun secara month to date (mtd).
“Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 7,09 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp77,22 triliun,” Jelas Inarno.