Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beban Pokok Meningkat, Laba Indocement (INTP) Tergerus

Laba Indocement (INTP) tergerus ditengah naiknya pendaptan perusahaan pada kuartal III/2022.
Proses pemuatan kontainer berisi semen merk tiga roda./indocement. Beban Pokok Meningkat, Laba Indocement (INTP) Tergerus
Proses pemuatan kontainer berisi semen merk tiga roda./indocement. Beban Pokok Meningkat, Laba Indocement (INTP) Tergerus

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencatatkan pertumbuhan pendapatan per September 2022. Sayangnya, beban pokok yang meningkat membuat laba bersihnya tergerus.

Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III/2022 yang belum diaudit, dikutip Rabu (2/11/2022), emiten bersandi INTP ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp11,66 triliun tumbuh 9,9 persen dibandingkan dengan realisasi 9 bulan 2021 yang sebesar Rp10,6 triliun.

Sayangnya, beban pokok pendapatan INTP naik cukup tinggi sebesar 17,13 persen menjadi Rp8,21 triliun dari Rp7,01 triliun. Hal ini membuat laba bruto INTP turun 4,17 persen menjadi Rp3,44 triliun.

Jika dirinci, terjadi kenaikan beban bahan bakar dan listrik cukup signifikan hingga Rp1 triliun atau 33,37 persen menjadi Rp3,97 triliun. Selain itu, biaya bahan baku yang digunakan juga meningkat 9,97 persen menjadi Rp1,59 triliun.

Seiring dengan kenaikan beban usaha, biaya keuangan, serta penurunan pendapatan operasi lain dan pendapatan keuangan, laba sebelum beban pajak penghasilan INTP turun 21,68 persen menjadi Rp1,2 triliun pada kuartal III/2022 ini.

Hasilnya, walaupun beban pajak penghasilan lebih kecil, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 21,68 persen menjadi Rp946,85 miliar pada 9 bulan 2022 dibandingkan dengan Rp1,2 triliun pada kuartal III/2021.

Lebih jauh, jumlah aset INTP juga turun 6,32 persen menjadi Rp24,48 triliun per September 2022 dibandingkan dengan Rp26,13 triliun per Desember 2021. Penurunan tersebut sebagai akibat berkurangnya jumlah kas dan setara kas dari posisi Rp6,14 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp3,54 triliun per September 2022.

Adapun, jumlah liabilitas INTP naik tipis dari Rp5,51 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp5,78 triliun pada 30 September 2022. Kenaikan, terutama karena liabilitas jangka panjang yang tadinya sebesar Rp868,64 miliar berubah menjadi Rp1,51 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper