Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) membukukan kenaikan penjualan hingga akhir kuartal III/2022. Namun beban bahan baku yang meningkat membuat laba bersih Japfa melanjutkan koreksi dibandingkan dengan tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2022 yang belum diaudit, dikutip Rabu (2/11/2022), penjualan Japfa selama sembilan bulan di 2022 mencapai Rp36,79 triliun, tumbuh 12,16 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp32,80 triliun.
Penjualan JPFA terutama ditopang oleh segmen peternakan komersial yang menyumbang Rp14,25 triliun, meningkat 11,83 persen yoy dari Rp12,74 triliun pada tahun sebelumnya. Segmen pakan ternak menjadi penyumbang terbesar kedua dengan nilai penjualan sebesar Rp10,43 triliun, naik 7,14 persen yoy dari realisasi periode yang sama tahun lalu Rp9,73 triliun.
Pada saat yang sama, beban pokok penjualan Japfa tercatat naik 14,08 persen menjadi Rp30,64 triliun, dibandingkan dengan Rp26,86 triliun pada akhir kuartal III/2021.
Kenaikan beban pokok penjualan terutama disumbang dari pos bahan baku yang digunakan yang mencatatkan kenaikan sebesar 13,97 persen yoy menjadi Rp26,47 triliun. Pada Januari-September 2021, beban bahan baku berada di angka Rp23,22 triliun.
Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih tinggi dari kenaikan penjualan membuat laba bersih JPFA tergerus 5,24 persen secara tahunan menjadi Rp1,42 triliun, dari sebelumnya Rp1,50 triliun. Meski demikian, laju penurunan ini membaik dibandingkan dengan koreksi sepanjang semester I/2022 yang mencapai 17,93 persen yoy.
Baca Juga
Di sisi lain, jumlah aset Japfa tercatat meningkat Rp4,64 triliun menjadi Rp33,23 triliun per 30 September 2022, dibandingkan dengan Rp28,58 triliun pada 31 Desember 2021. Kenaikan terutama disebabkan oleh meningkatnya persediaan sejumlah Rp2,72 triliun karena jumlah pembelian bahan baku yang meningkat.
Liabilitas Japfa juga meningkat sebesar Rp4,0 triliun menjadi Rp19,49 triliun yang disebabkan oleh kenaikan total utang usaha senilai Rp1,68 triliun dan utang bank jangka pendek senilai Rp1,90 triliun.