Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) mencatatkan penurunan laba bersih hingga kuartal III/2022. Laba bersih GGRM tercatat sebesar Rp1,49 triliun di akhir September 2022.
Laba bersih tersebut turun 63,77 persen dibandingkan dengan periode Januari—September 2022. Sampai akhir kuartal ketiga tahun lalu, laba bersih yang dikantongi Gudang Garam mencapai Rp4,13 triliun.
Turunnya laba bersih GGRM tidak lepas dari berlanjutnya kenaikan beban pokok penjualan sebesar 5,58 persen menjadi Rp86,23 triliun, dibandingkan dengan Rp81,67 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Biaya pokok produksi GGRM tercatat turun menjadi Rp14,87 triliun, dibandingkan dengan Rp15,13 triliun pada Januari—September 2021. Meski demikian, beban pita cukai, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak rokok naik 4,69 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp89,22 triliun dari sebelumnya Rp85,22 triliun.
Beban usaha GGRM juga meningkat menjadi Rp5,73 triliun, dari sebelumnya Rp5,33 triliun. Kenaikan terutama berasal dari bertambahnya beban penjualan pada pos transportasi, pengangkutan, iklan, promosi, dan pemasaran yang mencapai Rp1,72 triliun, lebih tinggi 10,96 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,55 triliun.
Penjualan GGRM tercatat masih mengalami pertumbuhan, meski di bawah persentase kenaikan beban. Sampai September 2022, Gudang Garam mengakumulasi pendapatan sebesar Rp93,91 triliun, naik 2,0 persen dibandingkan dengan Rp92,07 triliun pada akhir kuartal III/2021.
Baca Juga
Berdasarkan destinasi pasar, penjualan ekspor turun menjadi Rp1,17 triliun daripada Rp1,40 triliun tahun sebelumnya. Di sisi lain, kontribusi penjualan lokal mencapai Rp92,74 triliun pada Januari—September 2022, dibandingkan dengan Rp90,66 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Penjualan sigaret kretek mesin (SKM) naik 1,70 persen yoy menjadi Rp86,01 triliun dari sebelumnya Rp84,57 triliun. Sementara itu, penjualan sigaret kretek tangan (SKT) naik 3,77 persen secara tahunan, dari Rp6,32 triliun menjadi Rp6,56 triliun.
Adapun hingga akhir kuartal III/2022, jumlah aset GGRM tercatat turun menjadi Rp83,70 triliun, dari Rp89,96 triliun di akhir 2021.
Sementara itu, jumlah liabilitas GGRM juga turun dari Rp20,67 triliun di akhir Desember 2021, menjari Rp27,24 triliun di akhir September 2022. Penurunan terutama disebabkan oleh berkurangnya pinjaman bank jangka pendek dari sebelumnya Rp9,94 triliun pada akhir 2021, menjadi Rp2,38 triliun per September 2022.
Demikian juga dengan jumlah ekuitas GGRM yang turun menjadi Rp56,45 triliun di 30 September 2022, dari Rp59,28 triliun di 31 Desember 2021.