Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gembok Saham GOTO akan Dibuka, Kenali Apa Itu Istilah Lock Up?

Periode penguncian saham atau lock-up saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan berakhir pada 30 November 2022.
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Periode penguncian saham atau lock-up saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan berakhir pada 30 November 2022.

Hal ini membuat pemegang lama saham GOTO yang terkena lock-up dapat menjual saham GOTO di pasar. Berdasarkan prospektus perseroan, terdapat setidaknya 1,1 triliun saham seri A yang bukan merupakan milik pemegang saham dengan hak suara multipel.

Rinciannya, Garibaldi Thohir sebesar 1,05 miliar saham atau 0,09 persen, Goto Peopleverse Fund sebanyak 106,9 miliar saham atau 9,03 persen, dan SVF GT Subco (Singapore) Pte. Ltd. sebanyak 103,1 miliar saham atau 8,71 persen.

Jika periode lock-up saham GOTO berakhir, pemegang saham Seri A GOTO dapat menjual sahamnya ke pasar. Apabila seluruh saham Seri A dijumlahkan, tanpa memperhitungkan kepemilikan masyarakat, maka sebanyak 1,06 triliun saham GOTO dapat dijual saat periode lock-up berakhir.

Lantas, apakah yang dimaksud dengan lock up saham? Dan  seperti apa dampak periode lock up ini terhadap pergerakan saham?

Melansir Investopedia pada Kamis (27/10/2022), periode lock-up adalah masa ketika investor tidak diizinkan untuk menjual saham dari investasi tertentu.

Selama masa lock up, manajemen perusahaan dan investor awal tidak diperbolehkan menjual saham mereka dengan segera. Tujuannya adalah untuk mencegah volatilitas yang berlebihan dan membanjiri pasar dengan saham – saham tambahan perusahaan tersebut.

Periode lock-up IPO biasanya berlangsung antara 90 hingga 180 hari. Masa ini memungkinkan saham yang baru diterbitkan menjadi stabil tanpa tekanan jual tambahan dari pemilik saham besar seperti manajemen perusahaan atau investor lain baik perorangan maupun perusahaan yang mencoba menjualnya.

Periode lock up juga memungkinkan pasar untuk menentukan harga saham sesuai dengan penawaran dan permintaan secara natural. Secara umum, perusahaan hanya akan melepas sekitar 20 persen kepemilikan saham kepada publik.

Adapun, data empiris menunjukkan adanya penurunan harga saham sekitar 1 persen – 3 persen setelah periode lock up berakhir. Likuiditas saham tersebut memang akan cenderung rendah pada periode awal pasca lock up, namun hal tersebut akan bertambah secara bertahap seiring dengan terbentuknya rentang harga perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper