Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lock Up Akan Dibuka, Deutsche Bank Targetkan Saham GOTO ke Rp250

Deutsche Bank merekomendasikan buy untuk saham GOTO dengan target harga Rp250.
Komisaris Utama PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) Garibaldi Boy Thohir menyampaikan harapannya dalam penawaran umum saham perdana ke publik atau IPO GoTo, Selasa (15/3/2022).
Komisaris Utama PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) Garibaldi Boy Thohir menyampaikan harapannya dalam penawaran umum saham perdana ke publik atau IPO GoTo, Selasa (15/3/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - Penguncian atau lock-up saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan segera berakhir pada akhir November 2022. GOTO diproyeksi masih dapat mencatatkan perbaikan secara fundamental meski lock-up dibuka.

Analis Deutsche Bank ReenaVerma Bhasin dalam risetnya mengatakan harga saham GOTO telah turun 40 persen sejak listing dan 25 persen selama sebulan terakhir. Meski demikian, dia menilai kekhawatiran pasar tentang pembiayaan GOTO sudah berlebihan.

Pasalnya, menurut Bhasin GOTO kemungkinan akan membutuhkan pembiayaan eksternal pada 2024-2025, dengan kebutuhan pembiayaan diperkirakan kurang dari US$500 juta, jauh dari batas kredit yang ada dan belum digunakan.

Deutsche Bank juga menilai, dalam beberapa bulan terakhir GOTO telah melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan take rate dalam e-commerce. Pada semester I/2022, take rate e-commerce GOTO telah naik 110 basis points (bps) jika dibandingkan dengan 2021, dan dampak dari berbagai inisiatif optimalisasi yang dilakukan GOTO diyakini Deutsche Bank akan memberikan peningkatan lebih lanjut di kuartal mendatang.

"Kami percaya peningkatan kurang lebih 150 bps dalam take rate selama 2-3 tahun ke depan adalah mungkin," tulis Bhasin.

Deutsche Bank merekomendasikan buy untuk saham GOTO dan menilai ekuitas GOTO sebesar US$20 miliar, menyiratkan target harga (target price/TP) Rp250 per saham.

Menurutnya, pada harga saham saat ini, GOTO diperdagangkan pada EV/GTV 0,3 kali, dibandingkan dengan 0,2 kali untuk Grab dan SEA. Hal tersebut mencerminkan pertumbuhan GTV yang lebih tinggi untuk GOTO.

Meski demikian, Deutsche Bank melihat terdapat beberapa risiko yang membayangi kinerja GOTO, yakni penurunan pertumbuhan ekonomi yang dapat melukai kinerja GOTO, kembalinya Covid-19, peningkatan harga BBM, dan peningkatan intensitas persaingan yang tidak terduga dalam ritel online.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper