Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini berpotensi melemah dengan tetap berada di kisaran Rp15.500.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.560-Rp15.630 hari ini, Selasa (25/10/2022).
Menurutnya dolar AS naik lebih tinggi terhadap mata uang lainnya akibat sentimen intervensi oleh Bank of Japan dan sentimen dari Inggris yang diperkirakan akan memiliki Perdana Menteri baru, yakni Rishi Sunak.
"Mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak dipandang sebagai opsi paling bijaksana. Penunjukannya akan mengurangi ketidakpastian politik yang menggantung," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (24/10/2022).
Dari Amerika Serikat, Pejabat The Federal Reserve diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 0,75 poin persentase pada pertemuan November mereka, sementara beberapa pembuat kebijakan telah mengisyaratkan keinginan untuk menahan laju kenaikan suku bunga.
Sementara itu, dari dalam negeri pelaku pasar terus memantau perkembangan inflasi, setelah berbagai lembaga memproyeksi inflasi Indonesia tahun ini akan menyentuh angka 6-7 persen.
Baca Juga
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 46 poin atau 0,29 persen sehingga parkir di posisi Rp15.585 per dolar AS. Indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau menguat 0,31 poin atau 0,29 persen ke level 112,33.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia terpantau ditutup bervariasi di hadapan dolar AS. Mata uang yen Jepang ditutup melemah 1,10 persen, won Korea Selatan menguat 0,08 persen, yuan China melemah 0,40 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,23 persen terhadap dolar AS.
Mengutip dari Antara, dolar AS naik tipis pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB meskipun ada dugaan intervensi valuta asing lagi oleh Jepang. Sementara itu, sterling berfluktuasi setelah Rishi Sunak terpilih menjadi perdana menteri ketiga Inggris dalam tujuh minggu terakhir, dan yuan China jatuh ke rekor rendah.