Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Rapat Dewan Gubernur BI, Rupiah Melemah dari Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan Kamis (20/10/2022) jelang rapat dewan gurbernur BI.
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan Kamis (20/10/2022). Pelemahan ini terjadi jelang Bank Indonesia (BI) menggelar konferensi pers terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG).

Mengutip Bloomberg, rupiah terkoreksi 34,5 poin atau 0,22 persen ke Rp15.498 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,04 persen atau 0,04 poin ke 111,02.

Sejumlah mata uang di Asia juga melemah adalah rupee India turun 0,80 persen, won Korea Selatan turun 0,64 persen, dolar Taiwan turun 0,47 persen, baht Thailand turun 0,34 persen, yuan Cina turun 0,25 persen, ringgit Malaysia turun 0,15 persen, dolar Singapura turun 0,13 persen, peso Filipina turun 0,05 persen, dan yen Jepang turun 0,01 persen.

Sementara itu, dolar Hong Kong menjadi satu-satunya mata uang Asia Pasifik yang menguat yakni meningkat 0,02 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan dolar AS naik lebih tinggi, memantul dari level terendah dua minggu, setelah inflasi Inggris melonjak ke level tertinggi 40 tahun dan serangkaian komentar hawkish dari pejabat Fed.

Inflasi Inggris meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan September, dengan indeks harga konsumen naik menjadi 10,1 persen pada basis tahunan, menyamai level tertinggi 40 tahun yang dicapai pada Juli.

Dari sisi internal, dengan adanya ketidakpastian yang terutama diakibatkan oleh The Perfect Storm, sejumlah lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 berada pada kisaran 2,3 persen - 2,9 persen.

Proyeksi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dunia untuk 2022 yang berada pada kisaran 2,8 persen-3,2 persen. Saat gejolak terjadi Indonesia menjadi titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia.

“Titik terang tersebut bisa menambah tingkat kepercayaan pemimpin dunia terhadap perekonomian Indonesia dan ini bisa dibuktikan dari data neraca perdagangan Indonesia (NPI) dibulan September 2022 yang kembali surplus sebesar US$4,99 miliar pada September 2022, meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$5,71 miliar. Sehingga kepercayaan global akan semakin baik dan ini bisa membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2022,” jelasnya dalam riset, Rabu (19/10/2022).

Walaupun kondisi ekonomi Indonesia kemungkinan akan membaik, namun semua pihak untuk tetap berhati-hati dalam menyikapinya dan tetap waspada bahwa resesi di depan mata masih ada.

“Kita wajib bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 5,44 persen, dan saya masih meyakini di kuartal ketiga ini masih akan tumbuh di atas 5 persen, atau di atas 5,4 persen,” ungkapnya.

Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis di rentang Rp15.470 - Rp15.540 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper