Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Data Neraca Dagang Jadi Katalis

Data neraca perdagangan dapat menjadi katalis pergerakan rupiah yang cenderung tertekan terhadap penguatan dolar AS.
Data neraca perdagangan dapat menjadi katalis pergerakan rupiah yang cenderung tertekan terhadap penguatan dolar AS. Bisnis/Himawan L Nugraha
Data neraca perdagangan dapat menjadi katalis pergerakan rupiah yang cenderung tertekan terhadap penguatan dolar AS. Bisnis/Himawan L Nugraha
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diprediksi masih cenderung tertekan akibat penguatan dolar AS. Namun, rilis data beraca perdagangan hari ini, Senin (17/10/2022) bisa menjadi salah satu katalis rupiah.

Pada Jumat (17/10/2022), rupiah ditutup melemah 65,5 poin atau 0,43 persen ke Rp15.427 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,26 persen ke 112,65.

Rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terbesar di kawasan Asia pada hari ini. Sejumlah mata uang Asia lain yang melemah di antaranya yen Jepang melemah 0,29 persen, dolar Taiwan melemah 0,09 persen, ringgit Malaysia melemah 0,19 persen, dan baht Thailand melemah 0,13 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh meningkatnya risiko pasar seiring dengan inflasi yang tinggi, pertumbuhan upah, kerawanan energi dan pangan.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif dan ditutup melemah pada rentang  Rp15.410 - Rp15.460 per dolar AS hari ini, Senin (17/10/2022)," jelasnya dalam siaran pers.

Sementara itu, perang di Ukraina terus memperburuk keamanan pangan global dan krisis gizi dengan harga energi, makanan, dan pupuk yang tinggi dan tidak stabil, kebijakan perdagangan yang membatasi dan gangguan rantai pasokan.

"Kemudian pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diantisipasi menciptakan ancaman bagi pemulihan ekonomi. Situasi global diprediksi akan tetap sulit di tahun 2022 dan dapat berlanjut  hingga tahun 2023," jelasnya.

Sementara itu, dari luar negeri, nilai dolar AS atuh terhadap sebagian besar mata uang namun masih dalam level tertinggi dalam perdagangan yang bergejolak. Indeks dolar AS sempat melonjak menyusul laporan inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan, karena beberapa investor menganggap respons awal pasar terhadap data itu berlebihan.

Selain itu, Indeks harga konsumen AS naik 0,4 persen  bulan lalu setelah naik 0,1 persen pada Agustus, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada hari Kamis. Survei dari Reuters memperkirakan CPI naik 0,2 persen. 

Dalam 12 bulan hingga September, CPI meningkat 8,2 persen setelah naik 8,3 persen pada Agustus, memperkuat ekspektasi bahwa Fed akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps).

Dari dalam negeri, pergerakan rupiah akan dipengaruhi rilis data neraca perdagangan September 2022, yang diperkirakan senilai US$4,84 miliar, turun dari bulan sebelumnya US$5,76 miliar.

Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.

15:05 WIB
Rupiah ditutup melemah

Rupiah ditutup turun 61 poin atau 0,40 persen menjadi Rp15.488 per dolar AS.

Indeks dolar AS terkoreksi 0,34 persen ke level 112,928.

13:42 WIB
Rupiah masih tertekan ke Rp15.484

Pukul 13.40 WIB, rupiah turun 57,5 poin atau 0,37 persen menjadi Rp15.484,5 per dolar AS.

Indeks dolar AS terkoreksi 0,28 persen ke level 112,994.

11:53 WIB
Rupiah turun 61 poin

Pukul 11.34 WIB, rupiah turun 61 poin atau 0,4 persen menjadi Rp15.488 per dolar AS.

Indeks dolar AS terkoreksi 0,19 persen ke level 113,101.

10:02 WIB
Rupiah masih turun bersama mata uang Asia

Pukul 10.00 WIB, rupiah turun 46 poin atau 0,3 persen menjadi Rp15.473 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia melemah, terutama won Korea Selatan yang anjlok 0,58 persen.

09:05 WIB
Rupiah ambrol, dekati Rp15.500

Pukul 09.01 WIB, rupiah dibuka turun 40,5 poin atau 0,26 persen menjadi Rp15.467,5 per dolar AS.

Indeks dolar AS terkoreksi 0,27 persen ke level 113,003.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper