Bisnis.com, JAKARTA – Dana asing ke saham Indonesia sebesar Rp88 triliun merupakan catatan tertinggi selama 15 tahun terakhir di IHSG.
Tren harga komoditas dan kondisi makroekonomi yang resilien membuat pasar saham Indonesia terus dilirik investor asing sepanjang tahun 2022. Aliran dana asing ke pasar saham bahkan telah menembus US$5 miliar hingga awal Oktober.
Executive Director JP Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo menjelaskan saham Indonesia merupakan salah satu pasar dengan kinerja terbaik di dunia sepanjang tahun berjalan 2022. Ia mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan outperform sekitar 30 persen dibandingkan dengan pasar Asia dan emerging market.
Pertumbuhan pasar saham di Indonesia pada tahun ini juga terlihat dari derasnya aliran dana asing atau capital inflow.
“Hingga awal Oktober 2022, foreign equity fund flow ke Indonesia mencapai US$5,7 miliar. Ini adalah level inflow asing yang tertinggi selama kurang lebih 15 tahun terakhir,” jelasnya dalam sesi diskusi pada Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2022, Jumat (14/10/2022).
Henry melanjutkan, investor global mulai beralih dari wilayah Asia dan Amerika Selatan. Indonesia bahkan dikatakan menjadi wilayah kunci dimana investor asing melakukan overweight pada kawasan Asia dan emerging market lainnya.
Baca Juga
Ia menjelaskan, salah satu sentimen utama yang menopang derasnya aliran dana asing ke pasar saham Indonesia adalah tingginya harga komoditas. Hal ini terutama untuk komoditas batu bara yang harganya naik 4 kali lipat dan telah menyentuh kisaran US$400.
“Krisis energi di Eropa juga berimbas positif ke Indonesia karena negara – negara di kawasan tersebut mengekspor batu bara dari Indonesia. Sehingga, neraca transaksi berjalan kita berada di zona positif,” paparnya.
Selain itu, daya tarik pasar Indonesia juga didukung oleh kondisi makroekonomi yang optimal. Henry menuturkan, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik setelah kegiatan ekonomi global kembali dibuka pascapandemi virus corona.
“Pemulihan ekonomi juga didukung oleh tingkat konsumsi domestik yang resilien,” imbuhnya.