Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal mengandalkan pergerakan harga saham batu bara, nikel, dan timah seiring tekanan jual yang diprediksi berlanjut pada perdagangan Kamis (13/10/2022).
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.00 WIB, kemarin, IHSG parkir pada posisi 6.897,56 atau melemah 0,60 persen, sekaligus menandakan penurunan empat hari berturut-turut.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan di bursa saham AS, Indeks DJIA kembali terjungkal sebesar 0,1 persen sementara Indeks Nasdaq berlanjut turun hari keenam di perdagangan Rabu waktu setempat seiring cukup mengejutkannya rilis data Producer Price Index (PPI) September meningkat ke level 8,5 persen, sedikit di atas konsensus ekonom di 8,4 persen.
Selain itu, hasil pertemuan The Fed mengindikasikan akan tetap melanjutkan kebijakan suku bunga tinggi untuk memerangi inflasi yang diperkirakan masih cukup kuat ke depannya.
"Kejatuhan Indeks DJIA tersebut berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan Kamis ini. Selain itu, tekanan jual di Bursa Indonesia berpotensi masih tetap terjadi menyusul jatuhnya harga beberapa komoditas," ungkapnya dalam riset, Kamis (13/10/2022).
Harga minyak turun hari ketiga beruntun sebesar 1,69 persen di tengah kembali menguatnya Indeks dolar AS. Kedua sentimen ini berpotensi menjadi tambahan sentimen negatif bagi IHSG hari ini.
Baca Juga
Di lain pihak sentimen positif diharapkan datang dari saham berbasis batu bara, nikel, dan timah menyusul naiknya harga-harga komoditas tersebut.
Dia memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 6.856-6.976. Edwin merekomendasikan beli saham PTBA, MEDC, BMRI, AKRA, MAPI, KLBF, BYAN, AGII, PGAS, ADRO, dan PTPP.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.