Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada perdagangan awal pekan, Senin (10/10/2022).
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,44 persen atau turun 67 poin dan membawanya ke posisi Rp15.318 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS terpantau menguat 0,24 persen berada di level 113,06.
Sejumlah mata uang di kawasan Asia Pasifik tercatat melemah terhadap dolar AS, di antaranya yen Jepang turun 0,12 persen, dolar Singapura turun 0,28 persen, dolar Taiwan turun 0,45 persen, won Korea Selatan turun 0,99 persen, peso Filipina turun 0,14 persen, rupee India turun 0,10 persen, yuan Cina turun 0,30 persen, baht Thailand turun 0,81 persen.
Sementara itu, tidak ada mata uang Asia Pasifik yang menguat pada penutupan perdagangan hari ini.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan menguatnya mata uang dolar AS menyusul kuatnya laporan pekerjaan AS yang membuat bank sentral AS alias The Fed untuk menurunkan sikap hawkishnya. Adapun kekhawatiran atas kondisi geopolitik yang tidak stabil di Eropa dan Asia mendorong perdagangan ke safe haven dolar.
Data departemen tenaga kerja AS menunjukkan nonfarm payrolls naik diatas ekspektasi pada September. Sementara itu, angka pengangguran juga turun dibandingkan bulan Agustus.
Baca Juga
Laporan tersebut menunjukkan tangguhnya tenaga kerja AS sehingga The Fed mendapat ruang untuk mengetatkan kebijakan secara tajam guna melawan inflasi.
Pasar juga memperkirakan The Fed akan menekan suku bunga sebsar 75 basis poin pada bulan depan. Kini pasar tengah mengunggu data IHK AS untuk bulan September yang diharapkan menjadi faktor dalam rencana pengetatan kebijakan The Fed.
"Angka inflasi yang lebih kuat dari perkiraan pada bulan Agustus telah mengguncang pasar dan mendorong dolar," ujar Ibrahim dalam risetnya pada Senin (10/10/2022).
Lebih lanjut, Ibrahim mengatakan pemerintah Indonesia berupaya menjaga kestabilan harga dan memberikan bantuan sosial untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri. Hal ini dilakukan demi mengantisipasi adanya krissi ekonomi global.
"Strategi pemerintah tepat dalam menyikapi gejolak global dengan menjaga kestabilan harga serta memberikan bantuan sosial (bansos) pada masyarakat," ujar Ibrahim.
Menurut Ibrahim, solusi untuk bertahan dari kondisi perekonomian global adalah dengan menjaga daya beli masyarakat. Hal ini lantaran perkonomian Indonesia cenderung ditopang oleh konsumsi rumah tangga dalam negeri dan juga Produk Domestik Bruto (PDB) yang jumlahnya 50 persen dari konsumsi rumah tangga.
Ibrahim memprediksi rupiah akan dibuka fluktuatif pada perdagangan besok. Adapun untuk penutupan perdagangan Ibrahim memprediksi rupiah akan ditutup melemah pada rentang Rp15.300 sampai Rp15.360 pada perdagangan besok.