Bisnis.com, JAKARTA - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatatkan kenaikan nilai reksa dana yang dipasarkan (asset under administration/AUA) hingga menembus Rp1 triliun pada awal Oktober 2022, naik 100 persen dari sekitar Rp500 miliar pada akhir Desember 2021.
CEO Mirae Asset Sekuritas Tae Yong Shim mengatakan dana tersebut merupakan nilai investasi nasabah ritel dan institusi yang berinvestasi melalui platform reksa dana NAVI by Mirae Asset Sekuritas.
“Mirae Asset Sekuritas berhasil memasarkan reksa dana hingga Rp1 triliun dalam periode kurang dari setahun berkat kerja keras tim. Terima kasih atas kepercayaan nasabah kepada kami,” kata Shim dalam keterangan resmi, dikutip Senin (10/10/2022)
Sebagai informasi, AUA merupakan istilah untuk reksa dana yang dicatatkan oleh sebuah lembaga administrasi, seperti reksa dana yang dijual oleh agen penjual reksa dana (APERD), salah satunya adalah Mirae Asset Sekuritas.
AUA tersebut sedikit berbeda dengan istilah asset under management (AUM) yang berarti aktivitas pengelolaan reksa dana oleh manajer investasi yang menerbitkan dan mengelola produk tersebut.
Adapun NAVI adalah platform reksa dana unggulan Mirae Asset Sekuritas yang mengadministrasikan dan memasarkan ratusan reksa dana yang dikelola oleh 33 manajer investasi ternama di Indonesia. Platform tersebut tersedia di web page maupun aplikasi mobile ponsel pintar.
Baca Juga
Untuk nasabah korporasi, produk reksa dana dapat dipilih melalui NAVI Corporate by Mirae Asset Sekuritas di situs https://fundcorporate.miraeasset.co.id/. Produk reksa dana yang tersedia di NAVI adalah produk pilihan yang telah dikurasi berdasarkan performance oleh fund analyst.
NAVI secara konsisten terus berinovasi dengan melakukan upgrade pada user interface (UI) dan user experience (UX) aplikasi guna memberikan layanan yang didukung aktivitas pemasaran online maupun offline melalui 43 gerai Mirae Asset Sekuritas di seluruh Indonesia.
Head of Fund Services Mirae Asset Sekuritas Francisca Gerungan mengatakan NAVI memiliki dua keunggulan lain yaitu rekening dana nasabah (RDN) yang terintegrasi dengan investasi saham, serta memiliki fitur investasi berkala (installment) yaitu auto-invest.
Terkait dengan auto-invest, Francisca mengatakan fitur tersebut merupakan salah satu solusi berinvestasi di tengah kondisi pasar yang masih tertekan inflasi dan kenaikan suku bunga acuan, terutama untuk berinvestasi pada reksa dana pasar uang yang sensitif dengan pergerakan suku bunga acuan .
“Dengan berinvestasi secara rutin pada instrumen jangka pendek seperti reksa dana pasar uang, kita bisa mengumpulkan dana darurat dan terhindar dari risiko terutama risiko pasar ketika ekonomi global masuk dalam resesi,” ujar Francisca.
Reksa dana pasar uang, tuturnya, memiliki beberapa keunggulan dibanding produk instrumen jangka pendek lainnya seperti tabungan dan deposito. Beberapa keunggulan tersebut adalah berstatus bukan objek pajak, tidak ada fee beli-jual, diversifikasi portofolio, likuid karena penarikan dana yang bisa setiap waktu, dan nilai minimal investasi yang rendah.