Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Melojak, Gara-gara OPEC+ Pangkas Target Produksi

Harga minyak melonjak untuk sesi keempat setelah keputusan OPEC+ pangkas target produksi hingga 2 juta barel per hari.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak melonjak pada akhir perdagangan Kamis (6/10/2022) yang mencatat kenaikan untuk sesi keempat berturut-turut setelah OPEC+ setuju memangkas target produksi sebesar 2 juta barel per hari.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November terangkat 69 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di US$88,45 per barel di New York Mercantile Exchange.

Kondisi ini menandai penyelesaian tertinggi sejak 14 September untuk standar minyak mentah AS, menurut Dow Jones Market Data seperti dikutip dari Antara, Jumat (7/10/2022).

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember bertambah US$1,05 atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada US$94,42 per barel di London ICE Futures Exchange, tertinggi sejak 5 September 2022.

Pergerakan di atas terjadi satu hari setelah produsen besar mengumumkan pengurangan produksi besar-besaran.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, pada Rabu (5/10/2022) memutuskan untuk mengurangi produksi sebesar 2 juta barel per hari mulai November 2022.

Pengurangan itu terbesar yang dilakukan produsen sejak tahun 2020, dalam upaya untuk menopang harga.

Kesepakatan antara anggota OPEC+, muncul menjelang embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia dan akan menekan pasokan di pasar yang sudah ketat, sehingga menambah inflasi.

"Kami percaya bahwa dampak harga dari langkah-langkah yang diumumkan akan signifikan," kata Jorge Leon, wakil presiden senior di Rystad Energy seperti dikutip Antara, Jumat (7/10/2022).

Pada Desember tahun ini, Brent akan mencapai lebih dari US$100 per barel, naik dari perkiraan kami sebelumnya sebesar US$89

Menyusul keputusan OPEC+, Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga Brent 2022 menjadi US$104 per barel dari US$99, dan perkiraan 2023 menjadi US$110 dari US$108.

Kekhawatiran tentang permintaan di tengah meningkatnya risiko resesi dan apresiasi tajam dolar AS menyebabkan harga minyak jatuh pada akhir September ke level terendah sejak Januari.

Minyak juga mendapat dukungan dari penurunan stok bahan bakar AS.

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan Rabu (5/10) bahwa persediaan minyak mentah komersial negara itu turun 1,4 juta barel selama pekan yang berakhir 30 September 2022.

Sementara stok bensin dan persediaan bahan bakar sulingan turun masing-masing 4,7 juta barel dan 3,4 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper