Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di zona merah pada perdagangan awal bulan ini, Senin (3/10/2022).
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.00 WIB IHSG parkir pada posisi 7.009,13 atau melemah 31,66 poin setara 0,44 persen. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG dominan di zona merah.
IHSG bergerak pada rentang 6.995,06-7.047,62. Tercatat, 252 saham menguat, 281 saham melemah dan 171 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.244,13 triliun.
Emiten Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terpantau menjadi saham yang paling aktif diperdagangkan hari ini dengan nilai transaksi Rp976,3 miliar. Saham BBCA tercatat melemah 0,58 persen ke level 8.500.
Saham lain yang terpantau paling aktif diperdagangkan adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) senilai Rp721,5 miliar, dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) senilai Rp438,1 miliar.
Sementara itu, saham dengan kenaikan tertinggi adalah saham PT Bukit Darmo Property Tbk. (BKDP) yang tumbuh 34,88 persen atau 30 poin ke harga 116. Selanjutnya, ada saham Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. (PANI) yang menguat 23,5 persen ke harga 1.130.
Baca Juga
Jajaran saham yang mengalami pelemahan tertinggi yakni PT Red Planet Indonesia Tbk. (PSKT) yang melemah 6,98 persen atau 6 poin ke level 80. Selanjutnya, saham PT Sari Kreasi Boga TBk. (RAFI) dan PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL) melemah masing-masing 6,84 persen dan 6,82 persen.
Mayoritas saham saham emiten berkapitalisasi pasar jumbo juga melemah, dari 10 besar big caps, saham GOTO, BMRI, dan ARTO memimpin pelemahan dengan turun masing-masing 3,25 persen, 1,59 persen, dan 1,52 persen.
Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menuturkan, IHSG turun sebesar 1,92 persen selama September lalu. Edwin memperkirakan perdagangan IHSG akan diwarnai tekanan jual.
"Perdagangan di awal bulan Oktober ini, diperkirakan akan diwarnai tekanan jual atau IHSG perkirakan akan turun," kata Edwin, Senin (3/10/2022).
Dia melanjutkan, hal ini seiring kembali cukup tajamnya kejatuhan Indeks DJIA sebesar 1,71 persen diiringi kejatuhan EIDO sebesar 0,55 persen di tengah turunnya harga beberapa komoditas.
Beberapa harga komoditas mengalami penurunan seperti minyak turun 1,83 persen, batu bara turun 0,38 persen, emas turun 0,02 persen, nikel turun 5,11 persen, dan timah turun 0,99 persen persen. Sementara itu, yield obligasi AS tenor 2 dan 10 tahun kembali naik masing-masing ke level 4,273 persen dan 3,829 persen.
Adapun IHSG hari ini juga diwarnai oleh rilis data inflasi September 2022, yang melaju sebesar 1,17 persen (month-to-month/mtm) dan secara tahunan menembus 5,95 persen.