Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Kompak Melonjak, Keputusan Bank Sentral Inggris Bikin Pasar Meriah

Wall Street melonjak karena imbal hasil Treasury mundur dan investor menyambut kebijakan kejutan oleh Bank of England.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street melonjak pada penutupan perdagangan Rabu (29/9/2022) seiring dengan langkah Bank Sentral Inggris (BOE) menstabilkan perekonomian. 

Dow Jones naik 1,88 persen ke 29.683,74, S&P 500 naik 1,97 persen ke 3.719,04, dan Nasdaq melonjak 2,05 persen ke 11.051,64.

Mengutip Yahoo Finance, Wall Street melonjak Rabu sore karena imbal hasil Treasury mundur dari kenaikan tajam dan investor bersorak atas kebijakan kejutan oleh Bank of England.

Pergerakan saham di AS terjadi ketika, BOE mengatakan akan melakukan pembelian sementara obligasi pemerintah Inggris yang sudah lama, intervensi darurat untuk membantu menstabilkan mata uangnya.

"Jika disfungsi di pasar ini berlanjut atau memburuk, akan ada risiko material terhadap stabilitas keuangan Inggris.Ini akan mengarah pada pengetatan kondisi pembiayaan yang tidak beralasan dan pengurangan aliran kredit ke ekonomi riil,” kata pejabat BoE dalam sebuah pernyataan Rabu pagi. 

Perubahan yang cukup besar di pasar pendapatan tetap dan mata uang menjadi fokus Rabu pagi karena kekhawatiran suku bunga dan resesi membuat investor gelisah. Di sisi obligasi, catatan Treasury 10-tahun patokan - kunci pas ekonomi utama - mencatat penurunan terbesar sejak 2009 menjadi 3,7 persen setelah melonjak di atas 4 persen.

“Volatilitas harga Treasury AS yang sudah lama mencapai tingkat statistik yang tidak biasa saat ini, seperti yang terjadi pada Juni 2022,” kata Nicholas Colas dari DataTrek dalam catatan pagi. "Ekuitas AS mencapai titik terendah di bulan itu setelah imbal hasil stabil."

Dalam komoditas, minyak mencatat kenaikan terbesar sejak Juli di tengah penurunan persediaan AS. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menetap 4,6 persen lebih tinggi pada US$82,15 per barel.

Di sisi perusahaan, saham Apple (AAPL) turun 1,3 persen setelah laporan raksasa teknologi itu mundur dari rencana untuk meningkatkan produksi iPhone baru tahun ini setelah permintaan produk gagal memenuhi harapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper