Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Ditinggal Lo Kheng Hong, Petrosea (PTRO) Fokus Diversifikasi Usaha

Usai tender offer, kini PT Caraka Reksa Optima memegang 89,8 persen saham Petrosea (PTRO) dan 10,2 persen saham digenggam publik.
Aktivitas kontrak pertambangan PT Petrosea Tbk. Anak usaha Indika Energy ini memiliki pengalaman 48 tahun di bidang kontraktor pertambangan./petrosea.com
Aktivitas kontrak pertambangan PT Petrosea Tbk. Anak usaha Indika Energy ini memiliki pengalaman 48 tahun di bidang kontraktor pertambangan./petrosea.com

Bisnis.com, JAKARTA — Proses penawaran tender wajib saham emiten jasa migas PT Petrosea Tbk. (PTRO) oleh PT Caraka Reksa Optima (CRO) telah berakhir pada 23 September 2022. Kini manajemen fokus untuk menjalankan diversifikasi usaha ke sektor mineral lain.

Head of Corporate Secretary Petrosea Anto Broto mengatakan PTRO akan melakukan diversifikasi ke sektor mineral lain melalui penyediaan jasa pertambangan dan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi atau engineering, procurement, dan construction (EPC) secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, Anto mengatakan strategi jangka panjang PTRO adalah melakukan repositioning dari kontraktor tambang menjadi mine owner. Hal ini untuk memperkuat kinerja perusahaan dan memberi nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan di masa depan.

“Dalam menjalankan usahanya, Petrosea didukung penuh oleh Haji Romo Nitiyudo Wachjo yang merupakan pemilik dari mayoritas saham salah satu tambang emas terbesar di Indonesia, PT Nusa Halmahera Minerals dan PT Caraka Reksa Optima yang merupakan pemegang saham utama PT Petrosea Tbk.,” ujar Anto dalam keterangan resmi pada Kamis (29/9/2022).

Anto mengatakan ekspansi bisnis yang dilakukan PTRO kian meningkatkan optimisme perseroan untuk berkembang menjadi sustainable resource company. Salah satu bentuk ekspansi PTRO di sektor batu bara adalah adanya penandatanganan perjanjian jasa pertambangan dengan PT Indo Bara Pratama pada bulan senilai Rp2,89 triliun dan jangka waktu lima tahun pada September 2022.

Kemudian pada sektor emas, PTRO telah mendapatkan kontrak dari PT Santana Rekso Nindhana untuk jasa EPCM di proyek tailing management di tambang emas yang dimiliki oleh PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) dengan nilai kontrak Rp 3,6 triliun selama lima tahun pada bulan Juli 2022 lalu. Kontrak ini juga termasuk untuk pembangunan infrastruktur.

“Sampai saat ini, perusahaan terus mempercepat penyelesaian pembangunan tailing infrastructure sehingga ditargetkan dalam waktu dekat dapat memasuki tahap produksi,” jelas Anto.

Pada sektor nikel, PTRO telah menandatangani kontrak dengan PT Cipta Djaya Selaras Mining untuk jasa pertambangan pit-to-port dan pembangunan infrastruktur pertambangan. Adapun nilai kontraknya mencapai Rp1,58 triliun dengan durasi empat tahun.

Proyek ini telah memasuki tahap penyelesaian konstruksi untuk pembangunan jalan dan infrastruktur. PTRO menargetkan proyeks ini dapat berproduksi pada akhir tahun ini.

Melalui proses penawaran tender wajib PT Caraka Reksa Optima kini memegang 905.705.657 saham atau 89,8 persen PTRO. Kemudian investor publik memegang sebanyak 102.899.343 saham atau 10,2 persen.

Sebagai informasi, investor kawakan Lo Kheng Hong yang sebelumnya mengempit saham 15,01 persen saham PTRO, kini mengaku telah melepas seluruh kepemilikannya melalui proses tender offer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper