Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia kembali terkoreksi seiring dengan penguatan dolar AS dan membengkaknya persediaan di Negeri Paman Sam.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (28/9/2022) 11.30 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kembali menurun di bawah level US$78 per barel. Harga minyak WTI terpantau melemah 1,3 persen ke level US$77,51 per barel.
Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak November 2022 tercatat melemah 1,4 persen ke level US$85,06 per barel.
Di sisi lain, mata uang dolar AS kembali menguat setelah pejabat senior pada pemerintahan Presiden AS Joe Biden menolak anggapan adanya upaya global untuk menghambat kenaikan dolar AS.
Laporan dari American Petroleum Institute mencatat jumlah cadangan minyak mentah AS meningkat hingga 4 juta barel pada pekan lalu. Data resmi terkait cadangan minyak AS akan dirilis pada hari Rabu waktu setempat.
Harga minyak dunia masih akan mencatatkan koreksi kuartalan pertamanya dalam 2 tahun terakhir seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap penurunan konsumsi. Hal ini juga ditambah dengan pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan oleh The Fed.
Baca Juga
Riset dari Goldman Sachs menyebutkan, pasar komoditas saat ini tengah terperangkap pada sejumlah katalis negatif termasuk tren kenaikan dolar AS. Penguatan dolar AS membuat kebanyakan komoditas menjadi lebih mahal untuk sebagian pembeli.
Tren pelemahan harga minyak semakin memperkuat sinyal bahwa OPEC dan sekutunya akan memangkas output produksi.
Yeap Jun Rong, Market Strategist IG Asia Pte menuturkan kenaikan harga yang dapat terjadi setelah pemangkasan produksi diprediksi hanya sementara. Menurutnya, pengetatan kebijakan moneter global akan membatasi ruang pemulihan harga minyak.
“Sentimen utama masih berada di sekitar risiko resesi global,” jelasnya dikutip dari Bloomberg.
Di sisi lain, pasar juga tengah memantau Badai Ian yang diprediksi akan masuk ke wilayah barat Florida pada hari Rabu waktu AS.