Bisnis.com, JAKARTA — Instrumen investasi berisiko rendah dinilai bisa memetik momentum di tengah volatilitas pasar yang tinggi. Instrumen seperti reksa dana dan obligasi menjadi segelintir alternatif yang bisa dipilih investor untuk mengurangi risiko.
“Tren kenaikan suku bunga Bank Indonesia dapat berdampak positif pada reksa dana pasar uang yang berinvestasi pada instrumen tersebut,” kata Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan, Senin (26/9/2022).
Di tengah situasi ini, Katarina mengatakan investor bisa memiliki reksa dana pasar uang yang berinvestasi di deposito perbankan dan obligasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun. Instrumen tersebut menawarkan imbal hasil yang kompetitif dengan deposito, tetapi dengan fleksibilitas dapat dicairkan kapan saja.
Opsi lainnya adalah reksa dana pendapatan tetap tenor pendek yang berinvestasi di obligasi tenor pendek. Reksa dana tersebut cenderung menghadapi fluktuasi pasar yang relatif rendah, sehingga meminimalisir volatilitas pasar.
“Kemudian deposito perbankan, karena menawarkan tingkat imbal hasil yang sudah ditentukan di awal,” tambahnya.
Obligasi negara ritel atau ORI022 juga disebutnya menarik untuk investasi saat ini. Katarina mengatakan penjualan sukuk ritel SR017 baru-baru ini yang sangat diterima oleh pasar mengindikasikan minat pasar yang tinggi terhadap instrumen ini.
Baca Juga
“Obligasi ritel menawarkan tingkat kupon yang menarik dan stabilitas di tengah kondisi pasar yang fluktuatif dan tingkat deposito perbankan yang masih rendah, sehingga mendapatkan respons cukup baik dari para investor,” kata Katarina.