Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG dan Obligasi Penuh Tekanan, Simak Rekomendasi Investasi di Pasar yang Volatil

Instrumen investasi dengan risiko rendah dapat menjadi pilihan di tengah situasi pasar saham dan obligasi yang berfluktuasi.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Instrumen investasi berisiko rendah dinilai bisa memetik momentum di tengah volatilitas pasar yang tinggi. Instrumen seperti reksa dana dan obligasi menjadi segelintir alternatif yang bisa dipilih investor untuk mengurangi risiko.

“Tren kenaikan suku bunga Bank Indonesia dapat berdampak positif pada reksa dana pasar uang yang berinvestasi pada instrumen tersebut,” kata Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan, Senin (26/9/2022).

Di tengah situasi ini, Katarina mengatakan investor bisa memiliki reksa dana pasar uang yang berinvestasi di deposito perbankan dan obligasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun. Instrumen tersebut menawarkan imbal hasil yang kompetitif dengan deposito, tetapi dengan fleksibilitas dapat dicairkan kapan saja.

Opsi lainnya adalah reksa dana pendapatan tetap tenor pendek yang berinvestasi di obligasi tenor pendek. Reksa dana tersebut cenderung menghadapi fluktuasi pasar yang relatif rendah, sehingga meminimalisir volatilitas pasar.

“Kemudian deposito perbankan, karena menawarkan tingkat imbal hasil yang sudah ditentukan di awal,” tambahnya.

Obligasi negara ritel atau ORI022 juga disebutnya menarik untuk investasi saat ini. Katarina mengatakan penjualan sukuk ritel SR017 baru-baru ini yang sangat diterima oleh pasar mengindikasikan minat pasar yang tinggi terhadap instrumen ini.

“Obligasi ritel menawarkan tingkat kupon yang menarik dan stabilitas di tengah kondisi pasar yang fluktuatif dan tingkat deposito perbankan yang masih rendah, sehingga mendapatkan respons cukup baik dari para investor,” kata Katarina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper