Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Rp15.129 per Dolar AS, Won Korsel Paling Rugi di Asia

Rupiah hari ini ditutup melemah, mata uang Asia lain juga terpukul lonjakan dolar AS termasuk won Korea Selatan yang melemah 1,55 persen.
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini berakhir melemah di hadapan dolar AS. Mata uang Garuda melemah bersama beberapa mata uang lain di kawasan Asia pada Senin (26/9/2022). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,61 persen atau 92 poin sehingga parkir di posisi Rp15.129,50 per dolar AS. Indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau menguat 0,21 poin atau 0,18 persen ke level 113,40.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia terpantau serentak melemah di hadapan dolar AS. Mata uang yen Jepang melemah 0,27 persen, won Korea Selatan melemah 1,55 persen, yuan China melemah 0,34 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,49 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, mata uang rupiah ditutup melemah 92 poin, walaupun sebelumnya sempat melemah 95 poin di level Rp15.129 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.037.

Ibrahim menjelaskan, dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya pada hari Senin (26/9/2022), setelah sikap hawkish The Federal Reserve. Selain itu, para trader meragukan keberlanjutan rencana ekonomi pemerintah Inggris yang baru.

"Kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi kian mengemuka setelah Federal Reserve mengerek suku bunga acuan di kisaran 3,00-3,25 persen," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (26/9/2022).

Dia melanjutkan, The Fed, dengan sinyal hawkish-nya, mengisyarakan kenaikan suku bunga hingga 4,6 persen pada tahun depan. Hal ini semakin membebani ekonomi dunia bahwa tren suku bunga bakal mendorong AS ke dalam perlambatan pertumbuhan.

Sementara itu, dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) menaikkan BI 7DRR sebesar 50 bps cukup mengejutkan pasar. Pasalnya, mayoritas ekonom memperkirakan kenaikan BI rate hanya sebesar 25 bps menjadi 4 persen.

Keputusan RDG BI kali ini menegaskan pandangan bank sentral ke depan yang lebih ketat dengan pertimbangan utama ekspektasi inflasi yang melampaui sasaran pada kisaran 2-4 persen setelah kenaikan harga BBM.

Hal tersebut menurutnya menegaskan BI sudah mengambil langkah ke depan atau forward looking oriented untuk melandaikan laju inflasi.

"Kenaikan BI rate sebesar 50 bps ini memberikan isyarat bahwa BI benar-benar melakukan asesmen yang sangat hati-hati dan terukur dengan melihat perkembangan dinamika domestik (internal) dan internasional (eksternal), walaupun melanggar etika survey yang dibuat oleh para ekonom," tuturnya.

Adapun untuk perdagangan besok, Selasa (27/9/2022), Ibrahim memprediksi mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.110-Rp15.150 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper