Bisnis.com, JAKARTA — IHSG berpotensi mengejar level 7.207 pada perdagangan Senin (26/9/2022) tetapi rawan melemah akibat terkoreksinya indeks DJIA dan sejumlah komoditas.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan, kekhawatiran investor bahwa AS akan masuk kedalam lembah resesi akibat agresivitas The Fed menaikkan suku bunga, mengakibatkan tekanan jual di Wall Street tetap berlanjut dihari keempat.
"Walaupun setelah pengumuman kenaikan FFR dan Wall Street terjadi beberapa hari sebelumnya, dimana Indeks DJIA kembali terjungkal dihari Jumat sebesar 1,62 persen," ungkap Edwin dalam riset, Senin (23/9/2022).
Apa lagi, selain kenaikan suku bunga pekan lalu, The Fed juga merencanakan kenaikan kembali menaikkan FFR sekitar 125 bps (1,25 persen) di dua pertemuan The Fed hingga akhir tahun 2022, dan berlanjut menaikkan FFR hingga 4,6 persen pada 2023.
"Jika faktor terjungkalnya Indeks DJIA dikombinasikan dengan kembali turunnya harga beberapa komoditas seperti batu bara turun 2,48 persen, emas turun 1,75 persen, minyak turun 4,86 persen, nikel turun 4,06 persen, CPO turun 2,31 persen, dan kembali naiknya yield obligasi AS tenor 2 tahun yang sudah berada dilevel 4,203 persen di tengah pelemahan rupiah menuju dilevel 15.100, berpotensi menjadi sentimen negatif pendorong IHSG berlanjut turun dalam perdagangan Senin ini," imbuhnya.
Edwin memperkirakan hari ini IHSG dapat bergerak di kisaran 7.113 - 7.207. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar diperkirakan bergerak di Rp15.020 - Rp15.070.
Baca Juga
Adapun, saham yang mendapat rekomendasi beli hari ink ada saham BRIS, TBIG, AGII, ISAT, SMGR, CMRY, ICBP, MIKA, INTP, dan CPIN.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.