Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun diliputi beragam sentimen pendorong mulai dari kenaikan harga minyak dan gas, pembentukan kerja sama (Join Venture/JV) dengan BP, dan adanya proyek kawasan industri JIIPE, MNC Sekuritas masih memberikan rekomendasi Hold untuk saham PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA).
Analis MNC Sekuritas Andrew Susilo menyebutkan memberikan rekomendasi Hold dengan target harga di Rp1.550 atau naik 9,2 persen, mencerminkan EV/EBITDA 2022 10,3x.
“Sebagai pemimpin pasar di industri distribusi bahan kimia, kami melihat AKRA mampu membukukan pertumbuhan kinerja pada 2022, seiring dengan kenaikan harga minyak dan gas dunia. Apalagi keberadaan JIIPE dapat mendongkrak kinerja AKRA pada 2025 karena terbukti mampu menarik banyak tenant ternama, termasuk PT Freeport Indonesia, yang saat ini sedang membangun smelter tembaga terbesarnya di kawasan ini,” jelas Andrew dalam riset, dikutip Minggu (25/9/2022).
Namun, MNC Sekuritas memperkirakan untuk jangka pendek, AKRA masih akan terkoreksi sebelum reli lebih tinggi karena harga sahamnya sudah naik 72,8 persen sepanjang tahun berjalan (ytd).
Dari sisi kinerja, AKRA membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp22,1 triliun pada semester I/2022 atau naik 106,5 persen dari tahun sebelumnya (yoy). Kontributor utama adalah segmen perdagangan dan distribusi, yang dilaporkan sebesar Rp21,1 triliun atau naik 119,4 persen yoy, dan menyumbang 95 persen dari total pendapatan AKRA.
Selain itu, penjualan minyak bumi dilaporkan meningkat sebesar 120,6 persen yoy menjadi Rp16,9 triliun, didorong oleh kenaikan harga minyak dunia. Per Agustus 2022, ASP minyak bumi AKRA tercatat di atas Rp12.500 per liter.
Baca Juga
“Pemulihan ekonomi yang terlihat dari meningkatnya permintaan di sektor pertambangan, sektor perkebunan, sektor industri, dan sektor pembangkit listrik juga mendorong penjualan minyak bumi AKRA pada semester I/2022,” tulis Andrew.
Ke depan, setelah membentuk JV dengan BP, AKRA telah mengoperasikan 33 SPBU AKR-BP dan selanjutnya menargetkan untuk membuka 350 outlet pada 2025 dengan setiap tahun perusahaan mengoperasikan 30-40 outlet baru.
Selain itu, AKRA juga memperoleh pendapatan berulang dari toko atau ritel di SPBU, yang juga akan mendorong permintaan untuk SPBU.
Selanjutnya, dengan land bank seluas 3.000 hektare di JIIPE, sudah ada sejumlah penyewa dari peruahaan ternama hingga 300 Ha dari dari WSKT, ROTI, dan PT Xinyi Glass Indonesia baru-baru ini. Ada pula sewa oleh PT Freeport Indonesia.
PT Freeport Indonesia telah menyewakan 185 Ha lahan JIIPE dengan perindian 103 Ha untuk smelter tembaga terbesarnya dengan perjanjian sewa 80 tahun dan 85 Ha untuk laydown area, dan fasilitas jetty dengan perjanjian selama 40 tahun.
Tanggal komisioning target pembangunan smelter tembaga JIIPE sendiri ditetapkan pada 2024
AKRA selanjutnya menargetkan penjualan lahan 40-45 Ha pada 2022. AKRA menargetkan laba kotor JIIPE mencapai 35-38 persen dari total laba kotor AKRA pada 2025, menjadi kontributor terbesar kedua keuangan AKRA setelah segmen perdagangan dan distribusi.