Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten berbondong-bondong melakukan kerja sama atau joint venture (JV) baik dengan emiten lain atau dengan perusahaan luar negeri dengan tujuan meningkatkan investasi, diversifikasi bisnis, atau ekspansi.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa JV bertujuan mewujudkan kerja sama dengan skema business to business (B2B) di antara kedua perusahaan.
“Dengan adanya langkah diversifikasi bisnis, patut diapresiasi dan akan menjadi nilai tambah bagi kinerja emiten ke depannya,” ungkap Nafan kepada Bisnis, Minggu (25/9/2022).
Di sisi lain, jika berhasil, akan banyak memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak perusahaan seperti berbagi teknologi, pengetahuan, dan investasi yang juga akan menguntungkan negara. Selain itu, bisa juga membuka lapangan kerja baru.
“JV juga umumnya dinilai positif oleh pelaku pasar dan pasar akan sangat menantikan manfaat dari JV tersebut ke topline dan bottomline emiten. Mereka pastinya menghendaki peningkatan kinerja,” katanya.
Salah satu yang langsung tercermin dalam kinerja saham adalah PT Indika Energy Tbk. (INDY) setelah mengumumkan JV dengan perusahaan asal Taiwan Foxconn untuk produksi kendaraan listrik.. Harga saham perusahaan naik 5,14 persen atau 160 poin ke Rp3.270 per saham ketika saham emiten batu bara lainnya berguguran.
Baca Juga
Lebih lanjut, Nafan mengatakan kekurangannya adalah kerja sama yang hanya sebatas pekerjaan per proyek saja, tidak menyeluruh seperti jika melakukan akuisisi.
“Yang penting bisa menguntungkan kedua belah pihak, dan ada manfaatnya untuk membangun pertumbuhan sektor riil. Karena untuk pengembangan bisnis apa pun sebetulnya peluangnya besar,” ujarnya.
Sebagai informasi, Indika Energy melalui anak usahanya PT Mitra Motor Group (MMG) melakukan JV dengan perusahaan Singapura Foxteq Singapore Pte. Ltd. dan membentuk perusahaan gabungan PT Foxconn Indika Motor (FIM) untuk produksi mobil listrik.
JV tersebut dilaksanakan dengan modal awal total Rp68 miliar dengan perincian INDY menggelontorkan Rp39 miliar dan Foxconn Rp29 miliar.
Selain INDY, Grup Astra, PT Astra International Tbk. (ASII) juga melakukan beberapa JV sepanjang 2022, di antaranya dengan Logos SE Asia Pte Ltd, dan dengan Toyota.
Selanjutnya, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga berupaya melakukan pengembangan di sektor kendaraan listrik dengan JV bersama Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co (CBL) dan juga LG Energy Solution (LGES).
Sebelumnya, Antam, PT Industri Baterai Indonesia (Indonesia Battery Corporation/IBC), dan CBL juga telah melakukan penandatanganan framework agreement. Selain itu, Antam dan IBC juga sudah meneken framework agreement tersendiri dengan LGES.