Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Makin Ngegas setelah BI Kerek Suku Bunga 50 Bps

IHSG naik ke 7.209,53 pada pukul 14,30 WIB, beberapa menit setelah BI mengumumkan mengerek suku bunga acuan.
IHSG naik ke 7.209,53 pada pukul 14,30 WIB, beberapa menit setelah BI mengumumkan mengerek suku bunga acuan. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
IHSG naik ke 7.209,53 pada pukul 14,30 WIB, beberapa menit setelah BI mengumumkan mengerek suku bunga acuan. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (22/9/2022), setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI7DDR.

IHSG awal perdagangan sempat anjloknya setelah keputusan The Fed tadi malam yang menaikkan suku bunga 75 basis poin. Pelaku pasar juga menanti keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga siang ini pukul 14.00 WIB. 

IHSG naik 0,3 persen atau 21,21 poin menjadi 7.209,53 pada pukul 14,30 WIB, beberapa menit setelah BI mengumumkan mengerek suku bunga acuan. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 7.127,46-7.225,55.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen. 

"Berdasarkan asesmen terkini, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21 dan 22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen,"kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG BI hari ini, Selasa (23/8/2022).

Sejalan dengan keputusan ini, BI menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 50 basis poin menjadi 3,5 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 5,0 persen.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang dalam riset hariannya menyampaikan ada kekhawatiran pasar terkait The Fed akan menaikkan kembali suku bunga sekitar 125 bps atau 1,25 persen di dua pertemuan The Fed hingga akhir tahun 2022.

Kemudian perkiraan The Fed menaikkan suku bunga terus berlanjut hingga 4,6 persen pada 2023 menurut Edwin menjadi faktor Wall Street kembali dilanda aksi jual membuat Indeks DJIA terjun bebas di hari kedua sebesar 1,70 persen. Sehingga dalam 2 hari perdagangan saja DJIA turun sebesar 2,71 persen.

Selain itu, indeks EIDO juga terpantau menurun sebesar 0,29 persen. Ditambah lagi harga beberapa komoditas seperti minyak mentah terpantau melemah sebesar 1,35 persen, nikel turun 0,55 persen pada perdagangan kemarin.

Lalu kembali jatuhnya nilai tukar Rupiah di level Rp15.000 per dolar AS, menurut Edwin menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di Bursa Indonesia Kamis ini.

“[Sentimen-sentimen tersebut] berpeluang menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di Bursa Indonesia Kamis ini,” tulis Edwin dalam riset hariannya, Kamis (22/9/2022).

Disamping itu, Edwin juga mengatakan bahwa pelaku pasar juga tengah menunggu respon Bank Indonesia apakah akan kembali menaikkan suku bunga acuan (7DRR) sebesar 25 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper