Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambles dan mengakhiri perdagangan sesi I di zona merah pada Rabu (21/9/2022) di tengah antisipasi pelaku pasar pada hasil keputusan pertemuan The Fed. Saham top 10 big caps berguran, kecuali UNVR dan TPIA.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 11.30 WIB, IHSG mengakhiri sesi I dengan penurunan 0,59 persen atau 42,46 poin ke level 7.154,48. Indeks bertahan di zona merah sepanjang sesi di rentang 7.134,78—7.204,90.
Kapitalisasi pasar turun menjadi Rp9.422,17 triliun dari Rp9.437 triliun pada penutupan kemarin. Sebanyak 187 saham parkir di zona hijau, 322 saham melemah, dan 161 saham bergerak di tempat.
Pergerakan IHSG terutama disebabkan oleh turunnya indeks sektor energi sebesar 1,48 persen, kemudian disusul infrastruktur sebesar 0,94 persen.
Sementara itu, sektor yang menguat hanyalah teknologi sebesar 0,07 persen dan konsumer non-cyclical sebesar 0,14 persen.
Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi yang paling banyak ditransaksikan secara volume yakni sebanyak 5,2 miliar lembar dan nilai Rp823,8 miliar. BUMI mengakhiri sesi I di harga Rp159 atau turun 5,36 persen.
Baca Juga
Selanjutnya, saham BBRI diperdagangkan sebanyak 68,8 juta saham dengan nilai Rp309 miliar, BBCA senilai Rp307,3 miliar dengan volume 36,2 juta saham, dan BEBS sebesar R197,3 miliar.
Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, GOTO menjadi saham dengan penurunan terdalam yakni sbeesar 1,50 persen sehingga parkir di 262. Di peringkat kedua koreksi terdalam terdapat BBNI yang turun 1,11 persen ke 8.875 per saham dan disusul TLKM dengan koreksi sebesar 0,89 persen sehingga berada di harga 4.440 per saham.
Beberapa saham big caps yang menguat adalah TPIA dengan kenaikan sebesar 2,79 persen ke harga 2.580 per saham dan UNVR naik 1,48 persen ke 4.800.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang dalam riset hariannya menyebutkan pergerakan IHSG hari ini dibayangi sentimen negatif global, terutama terkait dengan kenaikan suku bunga Amerika Serikat oleh The Fed pada minggu ini.
Edwin menjelaskan, kekhawatiran terhadap The Fed akan menaikkan suku bunga sekitar 100 basis poin (bps) menjadi faktor Indeks DJIA terjungkal semalam sebesar 1,01 persen. EIDO juga ditutup turun 1,30 persen meski IHSG mengalami kenaikan tipis kemarin.
Selain itu dia mengungkapkan harga beberapa komoditas terpantau jatuh, di antaranya minyak mentah yang turun 1,80 persen, emas turun 0,69 persen, dan timah turun 0,91 persen.
“Dan naiknya yield Obligasi AS tenor 10 tahun ke level 3.569 persen berpeluang menjadi sentimen negatif bagi perdagangan Rabu ini,” tulis Edwin dalam riset hariannya, Rabu (21/9/2022).
Sementara itu, di dalam negeri pelaku pasar juga tengah keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan (7DRR) yang diperkirakan juga mengalami kenaikan.
Berdasarkan sentimen yang ada, Edwin pun memprediksi IHSG hari ini akan bergerak di rentang 7.145–7.237, dan rupiah di rentang Rp14.955—Rp15.000 per dolar AS.