Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catat, Sido Muncul (SIDO) Siap Berbagi Dividen hingga 90 Persen

Emiten farmasi dan jamu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) siap membagikan dividen hingga 90 persen dari total laba bersih.
Pekerja memilah sachet minuman energi bubuk Kuku Bima Energ-G di sepanjang conveyor di bagian pengemasan pabrik PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, Senin (10/2/2014). Bloomberg/Dimas Ardian
Pekerja memilah sachet minuman energi bubuk Kuku Bima Energ-G di sepanjang conveyor di bagian pengemasan pabrik PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, Senin (10/2/2014). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi dan jamu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) siap membagikan dividen hingga 90 persen dari total laba bersih.

Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard mengatakan SIDO mengambil sebanyak 90 persen dari laba bersih untuk menebar dividen. Meski demikian, Leonard mengaku belum bisa menyebut nominalnya lantaran masih menunggu keputusan dari direksi.

“Ini mesti diputuskan di board meeting ya, tapi kan kita selalu bagikan dividen itu kan 90 persen dari kita punya profit ya biasanya,” ujar Leonard, dikutip Minggu (18/9/2022).

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022, kinerja penjualan SIDO tersebut turun 2,58 persen menjadi Rp1,61 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp1,65 triliun.

Turunnya penjualan SIDO berimbas pada laba bersih. Belum lagi, pembengkakan beban pokok penjualan turun menggerus bottom line. Laba bersih SIDO tercatat turun 11,24 persen secara tahunan menjadi Rp445,59 miliar dibandingkan dengan Rp502 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Presiden Direktur Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul David Hidayat menjelaskan pendapatan SIDO semester I/2022 memang mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan periode yang sama 2021.

Pada 2021, lonjakan permintaan lanjutnya, benar-benar luar biasa, tidak bisa dibandingkan dengan kondisi penjualan normal. Alasannya, kondisi pandemi saat itu benar-benar membuat masyarakat panik dan membeli produk-produk kesehatan.

"Sementara ketersediaan bahan baku saat itu juga terbatas, khususnya bahan impor dari negara pemasok yang lockdown. Meskipun demikian, penurunan penjualan dibandingkan dengan 2021 hanya 2,5 persen," jelasnya saat dihubungi Bisnis, Senin (15/8/2022).

Lebih lanjut, David juga menjelaskan penurunan profitabilitas karena adanya kenaikan harga bahan baku yang telah bergerak naik sejak awal tahun.

Sayangnya, kenaikan harga jual beberapa produk efektif pada awal kuartal II/2022, sehingga dampak kenaikan harga jual menutupi kenaikan harga bahan baku kurang begitu terasa.

"Profitabilitas laba bersih pada semester II/2022 ini diharapkan sudah meningkat dari semester I/2022," terangnya.

Pada penutupan perdagangan Jumat (16/9/2022) saham SIDO terpantau stagnan di level Rp710. Selama perdagangan saham SIDO bergerak direntang Rp710-Rp725.

Adapun jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 252,17 juta saham dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp21,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper