Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin naik melampaui level psikologis US$20.000 bersama dengan penguatan pasar saham di Asia akibat pelemahan dolar AS yang mendorong permintaan aset berisiko.
Mengutip Bloomberg, Jumat (9/9/2022), harga Bitcoin sebagai kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar naik 6 persen menjadi US$20.520 pada pukul 13.22 waktu Singapura. Ini merupakan kenaikan tertinggi sejak 26 Agustus dan mengungguli sebagian besar koin kripto lainnya seperti Ethereum.
Saham Asia juga berada di zona hijau karena selera risiko kembali, dengan Indeks Hang Seng naik sekitar 2,5 persen. Di sisi lain, Indeks Spot Dolar Bloomberg jatuh 0,7 persen di perdagangan Asia setelah melonjak ke rekor tertinggi minggu ini. Sebanyak 10 mata uang menguat terhadap greenback, dengan dolar Australia yang sensitif terhadap risiko dan krone Norwegia memimpin kenaikan.
Sebelumnya Bitcoin telah terjebak dalam kisaran perdagangan terketat dalam hampir dua tahun pada September 2022, sebagian mencerminkan ketidakpastian tentang seberapa jauh bank sentral akan menaikkan suku bunga dalam menghadapi ekonomi global yang melambat.
Adapun sentimen untuk aset berisiko pada pekan depan adalah rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) terbaru yang akan menunjukkan apakah The Fed telah membuat kemajuan dalam memerangi inflasi, meskipun sebagian besar pengamat kebijakan moneter mengharapkan bank sentral untuk menaikkan suku bunga yang kuat 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut.
Sebelumnya, Bank Sentral Eropa pada Kamis (8/9/2022) sepakat menaikkan suku bunga sebanyak 75 basis poin.
Baca Juga
Pada bagian lain, tingkat kepemilikan hipotek rumah di AS meningkat ke level tertinggi dalam hampir 14 tahun, tanda terbaru dari indicator pendingin ekonomi yang dicari The Fed. Tingkat hipotek tetap 30 tahun sekarang mendekati 6 persen, sekitar dua kali lipat dari posisi setahun yang lalu, berdasarkan laporan mingguan oleh penyedia hipotek Freddie Mac.
Dalam berita kripto, mengutip Coindesk pada Jumat (9/9/2022), Gubernur The Fed Jerome Powell mengulangi posisinya bahwa The Fed tidak ingin mengganggu inovasi kripto tetapi regulasi itu penting. Powell menekankan perlunya regulasi stablecoin yang tepat jika ingin memiliki sifat uang seperti kejelasan, transparansi, dan cadangan penuh.