Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Niat Ungkap Bahaya Penipuan Kripto, Influencer Ini Raup Bitcoin Senilai Rp1,5 Miliar

Influencer kripto FatManTerra meraup Rp1,5 miliar dari investasi bodong kripto. Tapi, dikembalikan lagi karena sebagai pembelajaran bahaya penipuan kripto.
Investor memantau pergerakan harga kripto melalui ponselnya di Jakarta, Minggu (20/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor memantau pergerakan harga kripto melalui ponselnya di Jakarta, Minggu (20/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Influencer kripto FatManTerra mengklaim telah mengumpulkan mata uang kripto (cryptocurrency) lebih dari US$100.000 atau Rp1,5 miliar dalam skema investasi bodong. Namun, ia menyebut bahwa tujuan dari tindakannya itu untuk memberi pelajaran kepada orang-orang tentang bahaya penipuan kripto.

FatManTerra menjalankan aksinya itu di Twitter dengan dengan cara menawarkan investasi kripto. Influencer ini memang telah memiliki sekitar 101.100 pengikut di Twitter dan sebagian besar pengikutnya dikenal sebagai mantan pendukung kripto Terra yang telah runtuh US$40 miliar pada Mei.

FatManTerra mengatakan kepada pengikutnya bahwa dia telah menerima akses ke lahan bitcoin dengan hasil yang tinggi. Ia mengatakan bahwa orang dapat mengirim pesan kepadanya jika mereka menginginkan peluang dari ladang kripto itu.

“Saya sudah memaksimalkan apa yang saya bisa, jadi ada beberapa alokasi yang tersisa dan saya pikir saya akan meneruskannya, prioritas akan diberikan kepada korban Terra,” ujarnya dikutip dari Cointelegraph Rabu (7/9/2022).

Kemudian, dalam waktu dua jam ia telah menerima 3,45 bitcoin dari pengguna Twitter dan 2 bitcoin dari Discord dengan nilai US$100.000. Namun, ia telah mengembalikan uang kiriman yang ia klaim untuk investasi kripto itu.

Menurutnya, tujuannya menawarkan investasi hanya untuk pembelajaran bahaya penipuan kripto. Ia mengimbau agar komunitas kripto berhati-hati terhadap sejumlah pihak termasuk influencer yang menjanjikan investasi kripto.

Diketahui, tahun ini memang telah marak terjadi kasus penipuan atau kejahatan siber lainnya yang menyasar kripto. Berdasarkan laporan dari perusahaan analisis blockchain Chainalysis, antara Januari dan Maret 2022, penjahat siber telah mencuri US$1,3 miliar cryptocurrency. Sementara, hampir 97 persen di antaranya dicuri dari platform platform keuangan terdesentralisasi (Decentralized Finance/DeFi).

Menurut analisis dari perusahaan keamanan blockchain CertiK, sejak awal tahun ini sudah ada lebih dari US$1,6 miliar kripto yang telah dieksploitasi dari ruang DeFi. Angkanya melebihi total kripto curian pada 2020 dan 2021 jika digabungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper