Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM Naik, Simak Rekomendasinya ke Saham Mitratel (MTEL)

Peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan akan membawa dampak ke saham emiten PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel.
Direktur Bisnis PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) Noorhayati Candrasuci, Direktur Utama MTEL Thedorus Adi Hartoko (tengah), dan Direktur Investasi MTEL Hendra Purnama dalam Media Gathering Mitratel di Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2022)./Bisnis-Annisa Kurniasari Saumi.
Direktur Bisnis PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) Noorhayati Candrasuci, Direktur Utama MTEL Thedorus Adi Hartoko (tengah), dan Direktur Investasi MTEL Hendra Purnama dalam Media Gathering Mitratel di Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2022)./Bisnis-Annisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA - Peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan akan membawa dampak ke saham emiten PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel.

Analis Pasar Modal Mandiri Sekuritas Henry Tedja mengatakan, meskipun kenaikan harga BBM diprediksi bisa mendorong kenaikan inflasi dan suku bunga acuan Bank Indonesia, dampaknya cukup terkendali bagi bisnis perusahaan menara telekomunikasi seperti MTEL.

Prediksi itu dikarenakan MTEL memiliki kontrak jangka panjang dengan perusahaan telekomunikasi yang mempunyai neraca keuangan yang kuat, terutama setelah dilakukan konsolidasi di industri.

“Secara struktur biaya, industri menara yang bersifat capital intensive (padat modal) juga memiliki pengeluaran yang relatif tetap. Hal ini tercermin dari pendapatan sebelum bunga, pajak depresiasi dan amortisasi (EBITDA) margin perusahaan menara yang cukup tinggi di kisaran 80 persen, termasuk Mitratel. Karena itu kami melihat dampak kenaikan harga BBM terhadap kinerja perusahaan relatif terbatas,” ujar Henry di Jakarta (7/9/2022).

Meski begitu, lanjut dia, Henry mengingatkan kenaikan harga BBM bisa berpengaruh terhadap valuasi atau harga saham perusahaan. Sebab, valuasi perusahaan menara seperti Mitratel, cenderung berbanding terbalik dengan inflasi atau suku bunga.

Hal ini karena relatif tingginya leverage yang dimiliki oleh perusahaan menara. Meskipun demikian, posisi Mitratel cukup baik mengingat tingkat leverage-nya di bawah rata-rata industri.

“Akibatnya, kenaikan inflasi atau suku bunga akan memiliki pengaruh bagi saham industri menara telekomunikasi,” kata dia.

Henry memperkirakan, dalam jangka pendek, tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga akan memberi sentimen bagi Mitratel. Namun, dia memprediksi outlook perusahaan tetap positif dalam jangka menengah, terlebih setelah perusahaan mengakuisisi 6.000 menara milik Telkomsel.

“Hal ini akan mendukung pertumbuhan pendapatan dan EBITDA Mitratel dalam jangka menengah. Kami masih merekomendasikan beli untuk saham Mitratel dengan target harga di Rp950 per saham,” tuturnya.

Sebagai informasi, pemerintah akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga Pertalite naik dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter, Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper