Bisnis.com, JAKARTA - Sektor batu bara dipercaya bakal terus berada pada puncaknya seiring harga batu bara global yang telah menembus level tertinggi sepanjang masa.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata menjelaskan harga batu bara masih bullish, di luar perkiraan ketika harga US$440 resistance sulit tembus, tetapi telah menembus US$457,8.
"Mungkin sebentar lagi ke US$500, uptrend ini trend bullish masih oke, fundamental banyak negara barat pakai ini lagi karena krisis energi," jelasnya, Selasa (6/9/2022).
Sementara itu, pipa gas Rusia yang memasok energi ke Eropa telah dihentikan sepenuhnya. Eropa pun kesulitan memenuhi kebutuhan listriknya memasuki musim dingin.
Dengan kebutuhan rumah tangga yang membutuhkan gas, negara-negara di Eropa pun kembali membutuhkan batu bara walaupun menghasilkan polusi lebih tinggi.
"Daripada kedinginan, Eropa memilih menunda green energy, tadinya komitmen beralih ke renewable sd 2030-2060, jadinya ditunda," terangnya.
Baca Juga
Dia menyebut tren harga batu bara yang tinggi ini membuat emiten batu bara dalam negeri bakal kebanjiran cuan yang berujung pada sentimen positif hingga akhir tahun.
Sementara itu, NH Korindo juga bakal merevisi target akhir tahun saham-saham emiten batu bara dan harga batu bara yang terbaru setelah indeks acuan batu bara dalam negeri menyesuaikan indeks global.
"Salah satu contoh emiten muatan ekspor paling besar, kualitas batu bara paling tinggi ITMG dia tidak ada muatan ke Eropa, banyak Asia, pergerakan hari ini uptrend dan baru saja breakout resistance," tuturnya.
Dalam jangka waktu lebih panjang, ITMG bisa saja harga sahamnya mencapai Rp50.000-Rp53.000 per saham dengan support krusial pada Rp43.000.
Selanjutnya, ada HRUM yang sudah terlihat breakout resistance. Saat ini HRUM meanjutkan perjalanan naik ke target di sekitar Rp2.200-Rp2.250 dalam jangka pendek.
"Yang menarik Adaro Energy [ADRO], ini di angka berkisar Rp4.100 ini sudah capai resistance jangka pendek, tak menutup kemungkinan kembali menguat. Saya menyarankan BoW Rp3.700-Rp3.600," katanya.
Sementara itu, NH Korindo juga menilai saham ADMR menarik karena sedang fase bottoming, yang sebenarnya bullish dari awal tahun, konsolidasi cukup normal, untuk penurunan, saat ini masih bottoming.
"Fundamental bagus, laba naik 400 persen di semester I/2022, saat ini di area support Rp1.600 collect bertahap average up setelah tembus Rp1.700, kedua Rp1.800 baru ke Rp2.000 dan Rp2.200," tambahnya.