Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bakal memicu inflasi dan menekan daya beli masyarakat, tetapi sejumlah saham masih bisa jadi pilihan.
Pemerintah akhirnya memutuskan menaikkan harga Pertalite RON 90 dan Solar CN 48 atau Biodiesel 30 bersubsidi, serta Pertamax RON 92 nonsubsidi pada Sabtu lalu (3/9/2022). Harga Pertalite naik 30,7 persen menjadi Rp10.000 per liter, sesuai ekspektasi pasar.
Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi, sebelumnya memperkirakan bahwa kenaikan harga Pertalite dapat mendorong inflasi hingga 6 persen yoy pada akhir tahun ini.
“Dengan kenaikan harga Solar dan Pertamax, kami melihat risiko kenaikan inflasi dengan total dampak langsung sebesar 1,35 persen dan dampak tidak langsung sebesar 0,4 persen-0,5 persen. sebagian besar dampak tidak langsung berasal dari penyesuaian tarif angkutan,” ungkap Lionel dalam riset, Senin (5/9/2022).
Di samping kenaikan harga BBM, sejumlah asosiasi transportasi dan logistik turut mendorong kenaikan tarif hingga 25 persen. Hingga akhir tahun ini, ada risiko inflasi mencapai 6,5-7 persen.
Dengan kondisi tersebut, Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan 7DRRR setidaknya 100 bps menjadi 4,75 persen, dibandingkan proyeksi kami saat ini di 4,5 persen.
Baca Juga
“Kami menegaskan kembali rekomendasi kami untuk memperbanyak cash dan memperkuat posisi defensif di bank-bank besar, consumer staples, retail staples, telekomunikasi dan menara telekomunikasi,” ujar Lionel.