Bisnis.com, JAKARTA - Aksi peretasan kini mulai menyasar pasar mata uang kripto (cryptocurrency). Indodax, bursa kripto Indonesia kemudian menyiapkan sejumlah cara untuk memperkuat sistem keamanannya.
CTO Indodax William Sutanto mengatakan Indodax menetapkan sistem Multi Factor Authentication (MFA) yaitu konsep melindungi akun digital dengan menerapkan dua atau lebih teknik autentikasi. Selain diproteksi dengan password, akun Indodax juga ditambahkan dengan konfirmasi email, SMS OTP dan Google Authenticator.
Indodax juga memiliki banyak persyaratan dalam menjalankan perdagangan kripto. "Kami selalu mengawasi sistem kami agar bisa meminimalisir problem terutama terkait peretasan," ujar William dalam siaran pers, Senin (5/9/2022).
Kemudian, perusahaan mengandalkan pengamanan pada inventory kripto investor menggunakan teknologi multi-party computation (MPC) dan Transaction Authorization Policy (TAP) yang kompleks. Tujuannya, untuk memastikan tidak ada satu orang pun baik internal maupun eksternal yang bisa mengakses aset tersebut tanpa persetujuan dari investor yang bersangkutan.
Sistem kemudian diaudit oleh berbagai lembaga independen. Indodax juga memegang tiga sertifikasi ISO sekaligus yaitu ISO 9001, ISO 27001, dan ISO 27017.
Kepada investor, perusahaan juga memberikan tips agar dapat bertransaksi kripto dengan aman dan meminimalisir kebocoran data.
Baca Juga
"Investor perlu memastikan bahwa mereka bertransaksi di platform bursa kripto yang terpercaya," ujarnya.
Kemudian, investor kripto mesti berhati-hati ketika melakukan login. Lalu, pastikan bahwa website yang dibuka merupakan alamat yang benar, bukan alamat lain yang namanya mirip atau typo.
"Jika menemui website dengan nama dan tampilan yang mirip, hampir pasti halaman tersebut merupakan website phishing yang bertujuan untuk mencuri password," katanya.
Indodax gencar memperkuat keamanan platform, sebab kripto kini sudah menjadi salah satu sasaran peretasan. Perusahaan analisis blockchain Chainalysis juga mencatat bahwa kerugian dari peretasan kripto telah meningkat 60% hingga mencapai US$1,9 miliar sejak Januari hingga Juli 2022.
Apalagi, adopsi kripto kini kian marak. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat, hingga Juni 2022 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 15,1 juta investor.