Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) membukukan lonjakan pendapatan dan laba pada semester I/2022, membuat sahamnya layak dikoleksi dengan target harga di Rp4.500.
Pada semester I/2022, Adaro mencatatkan pendapatan bersih tumbuh 127 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari US$1,56 miliar menjadi US$3,54 miliar.
Seiring kenaikan pendapatan tersebut, laba bersih ADRO melonjak 617,15 persen dari US$169,96 juta menjadi US$1,21 miliar. Beberapa faktor pendorongnya berasal dari pendapatan usaha yang didorong akibat kenaikan 117 persen yoy pada harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) batu bara.
Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap mengatakan, seiring dengan peningkatan rata-rata harga batu bara global, Mirae Asset merevisi estimasi pendapatan Adaro tahun 2022-2023 setahun penuh masing-masing sebesar 12,0 persen dan 10,5 persen menjadi US$7,0 miliar dan US$5,5 miliar.
Sebelumnya, Adaro juga meningkatkan asumsi harga batu bara masing-masing menjadi US$230 per ton dan US$130 per ton pada 2022 dan 2023.
“Oleh karena itu, kami memperkirakan laba bersih masing-masing akan mencapai US$2,3 miliar dan US$1,5 miliar pada setahun penuh 2022-2023,” ungkap Juan dalam riset, Jumat (2/9/2022).
Baca Juga
Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy (beli) pada saham ADRO dengan target harga yang lebih tinggi yaitu Rp4.500 per saham.
“TP kami diturunkan menggunakan metode penilaian P/E dengan target ganda setahun penuh 2023 P/E 6,9x, (-0,5 SD dari 5 tahun),” jelas Juan.
Rekomendasi Mirae Asset Sekuritas didorong oleh diversifikasi lini bisnis ke mineral, dan pengendalian biaya yang lebih baik dari model bisnis yang terintegrasi.
Pada perdagangan Jumat (2/9/2022), harga saham ADRO ditutup naik 2,16 persen atau 80 poin ke Rp3.780 per lembar saham setelah mengantongi pembelian bersih oleh asing senilai Rp50,87 miliar.
Saham ADRO sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd) naik 68 persen, dan dibandingkan dengan setahun lalu (year-on-year/yoy) melesat 182,09 persen.