Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya minat investor terhadap sukuk ritel (SR) seri SR017 ditopang oleh kondisi pasar obligasi yang kondusif serta kupon atau imbal hasil yang atraktif di tengah tren kenaikan suku bunga.
Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring Kamis (1/9/2022) sekitar pukul 14.00 WIB, total penjualan SR017 telah menyentuh Rp15,01 triliun. Adapun kuota pemesanan tercantum Rp4,98 triliun dari target Rp20 triliun.
Chief Economist Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, SR017 adalah seri obligasi syariah yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Kondisi tersebut berimplikasi pada permintaan untuk seri ini yang sangat bergantung pada kondisi pasar obligasi secara umum, dan tidak hanya dari outlook disposable income dari para investor ritel.
Ia mengatakan, tingginya minat investor terhadap SR017 ditopang oleh kondisi pasar obligasi yang bullish. Hal tersebut seiring dengan inflasi AS yang cenderung turun dan pergerakan imbal hasil (yield) obligasi negara yang stabil di rentang 7 persen – 7,2 persen.
“Dengan kondisi tersebut, kami perkirakan penyerapan dari SR017 mampu mencapai kurang lebih Rp20 triliun - Rp22 triliun. Sebagai perbandingan, seri SR016 mampu terserap hingga Rp18 triliun di bulan Maret lalu, saat situasi pasar obligasi cenderung lebih volatil,” jelas Josua saat dihubungi Bisnis, Kamis (1/9/2022)
Ke depannya, Josua memperkirakan penjualan obligasi ritel akan tetap semarak hingga akhir tahun ini. Minat investor ritel terutama akan lebih tinggi untuk SBN ritel yang bersifat non-tradeable atau tidak dapat diperdagangkan.
Baca Juga
Menurutnya, minat investor berkaitan dengan berlanjutnya kenaikan suku bunga BI di bulan-bulan mendatang akibat ancaman kenaikan inflasi. Seri yang bersifat non-tradeable pada umumnya mempunyai kupon yang mengikuti arah suku bunga BI.
“Sehingga kupon dari seri tersebut masih berpotensi naik. Kenaikan kupon ini yang diperkirakan menjadi daya tarik seri-seri ritel non-tradeable,” imbuhnya.
Sementara itu, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan respon masyarakat terhadap SR017 amat positif. Menurutnya, animo investor ritel terhadap produk SBN ritel saat ini masih tinggi.
“Sepanjang tahun ini respon investor ritel terhadap instrumen ini masih sangat baik, terbukti dari jumlah penjualannya yang diatas target,” kata Ramdhan
Selain itu, daya tarik SR017 juga berasal dari pajak bunga obligasi yang lebih rendah dibandingkan deposito. Hal tersebut akan menjadi pemanis tambahan untuk menarik lebih banyak investor ke instrumen ini.
“Kalau dibandingkan dengan deposito yang pajaknya lebih besar, SR017 masih lebih menarik dari sisi return bersih,” katanya.