Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup stagnan pada perdagangan hari ini, Rabu (31/8/2022). Sementara itu, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup stagnan sehingga parkir di posisi Rp14.843,00 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS pada pukul 15.15 WIB terpantau menguat 0,1260 poin atau 0,12 persen ke level 108,8990.
Adapun mayoritas mata uang lain ditutup di kawasan Asia terpantau menguat dengan dipimpin oleh rupee India yang naik 0,64 persen, lalu disusul oleh won Korea Selatan naik 0,61 persen, yuan China naik 0,31 persen, dan ringgit Malaysia yang juga naik 0,31 persen terhadap dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan, indeks dolar menguat tipis terhadap mata uang lainnya di hari ini setelah data menunjukkan aktivitas dolar naik lebih tinggi pada hari Selasa.
Sementara itu, menurut Ibrahim pasar memperkirakan kenaikan suku bunga berukuran super oleh Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa.
Dia menjelaskan kenaikan suku bunga secara agresif oleh The Fed adalah upaya untuk menahan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, dan data ekonomi yang dirilis pada hari Selasa memberi bank sentral tidak ada alasan untuk menahan diri.
Baca Juga
“Pedagang meningkatkan taruhan mereka pada peluang kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut oleh The Fed pada bulan September menjadi 74,5 persen dari sekitar 66,5 persen sekitar satu jam sebelum data ekonomi AS hari Selasa dirilis,” papar Ibrahim dalam riset harian, Rabu (31/8/2022).
Menurutnya, semua mata akan tertuju pada data non-farm payrolls AS untuk Agustus pada hari Jumat, karena setiap penurunan permintaan tenaga kerja akan mengurangi tekanan pada The Fed untuk mempertahankan kenaikan suku bunga yang terlalu besar.
Sementara itu dari domestik, Ibrahim menyampaikan meskipun pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi di Indonesia berada dalam kinerja yang baik, pelaku pasar ungkapnya tetap waspada dengan sentimen-sentimen negatif di perekonomian global yang mengancam perekonomian Indonesia.
Sentimen-sentimen negatif tersebut diantaranya inflasi, kenaikan suku bunga, pengetatan likuiditas, hingga pelemahan ekonomi di negara maju. Tak ketinggalan ketegangan geopolitik yang mulai melanda perekonomian di Eropa, Amerika, hingga China juga jadi ancaman serius.
“Kondisi-kondisi tersebut dinilai dapat memberikan dampak negatif ke seluruh dunia. Contoh dampaknya mulai terjadi krisis pangan dan energi di berbagai negara akibat disrupsi rantai pasok dan kenaikan harga energi imbas perang dan ketegangan geopolitik,” jelasnya.
Perekonomian Indonesia ungkap Ibrahim turut terancam dengan sentimen-sentimen negatif tersebut mulai dari kenaikan harga atau inflasi, pelemahan daya beli sehingga membuat pertumbuhan ekonomi melambat. Hal tersebut jelasnya berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah.
Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah besok, Kamis (1/9/2022), dibuka fluktuatif tetapi ditutup melemah pada rentang Rp14.820–Rp14.870 per dolar AS.