Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas penawaran umum di pasar modal Indonesia telah mencapai 152 emisi dengan total nilai mencapai Rp157,57 triliun hingga pertengahan Agustus 2022.
Djustini Septiana, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2022 berkembang dengan positif. Hal tersebut salah satunya terlihat dari tren positif pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini.
“Dari sisi permintaan, jumlah investor kita juga terus meningkat. Hingga 26 Agustus 2022 jumlah investor pasar modal sudah mencapai 9,49 juta atau naik 26,76 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar 7,49 juta,” jelasnya dalam Kelas Edukasi Jurnalis yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (30/8/2022).
Sementara itu dari sisi pasokan, aktivitas penawaran umum tercatat cukup semarak. Dia menjelaskan OJK telah mencatat 152 aktivitas emisi penawaran umum untuk 152 yang terdiri dari saham, obligasi, dan sukuk dengan total nilai penawaran umum mencapai Rp157,57 triliun.
Adapun, sepanjang tahun 2021 lalu, OJK mencatat 194 aktivitas emisi penawaran umum dengan nilai yang dihimpun sebesar Rp363,29 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penawaran umum sepanjang 2020 dengan 169 emisi dan dana yang dihimpun sebesar Rp118,7 triliun.
“Aktivitas penawaran umum sepanjang tahun 2022 mencakup 41 penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan total nilai penawaran umum Rp20,92 triliun,” paparnya.
Baca Juga
Sementara itu, aktivitas terbanyak tercatat pada Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) Tahap II dengan 42 penawaran dengan nilai yang dihimpun mencapai Rp54,9 triliun. Menyusul di belakangnya adalah 31 PUB EBUS Tahap I dengan total penghimpunan dana Rp33,22 triliun.
Selanjutnya, 20 Penawaran Umum Terbatas (PUT) dilakukan di pasar modal Indonesia pada tahun ini dengan nilai penawaran Rp24,05 triliun. Kemudian, sebanyak 15 Penawaran Umum EBUS dilakukan dan menghasilkan dana Rp24,48 triliun.
Selain itu, Djustini juga mencatat terdapat 48 emiten baru yang terdiri dari 41 emiten saham dan 7 emiten EBUS.