Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan sebanyak 23 perusahaan tengah menunggu giliran untuk melakukan pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga 24 Agustus 2022, terdapat 43 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di BEI.
"Hingga saat ini, terdapat 23 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman, dikutip Kamis (25/8/2022).
Rinciannya, satu perusahaan datang dari sektor basic materials, dua perusahaan dari sektor industrials, satu perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, dan dua perusahaan dari sektor consumer non cyclicals.
Lalu, lima perusahaan dari sektor consumer cyclicals, empat perusahaan dari sektor teknologi, dua dari sektor jasa kesehatan, dan dua perusahaan dari sektor energi.
Selain itu, ada dua perusahaan dari sektor finansial, satu perusahaan dari sektor properti dan real estat, dan satu perusahaan dari sektor infrastruktur yang akan melakukan IPO.
Baca Juga
Sebelumnya Ernst Young (EY) melaporkan, Indonesia masih menjadi negara dengan aktivitas penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) teraktif di wilayah Asia Tenggara, di tengah melemahnya pasar IPO regional pada kuartal II/2022.
EY mencatat, terdapat 22 emiten baru melakukan IPO di Indonesia dengan perolehan dana sekitar US$1,3 miliar pada kuartal II/2022. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi di wilayah Asia Tenggara, baik dari sisi jumlah emiten maupun dana yang dihimpun.
Jumlah IPO Indonesia, lanjut EY, lebih sedikit bila dibandingkan dengan kuartal II/2021 sebanyak 23 perusahaan. Akan tetapi perolehan dana secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$0,5 miliar.