Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Bukit Asam (PTBA) Sebut Kenaikan Royalti Batu Bara Bakal Tekan Laba

Kenaikan royalti batu bara bakal berdampak pada laba emiten batu bara BUMN PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dengan adanya kenaikan biaya sekitar 5 persen.
Ismail Arsal, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA). Kenaikan royalti batu bara bakal berdampak pada laba emiten batu bara BUMN PTBA, dengan adanya kenaikan biaya sekitar 5 persen.
Ismail Arsal, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA). Kenaikan royalti batu bara bakal berdampak pada laba emiten batu bara BUMN PTBA, dengan adanya kenaikan biaya sekitar 5 persen.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menyebut kenaikan biaya royalti ke depannya dapat mengurangi laba perseroan.

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan yakin bahwa keputusan pemerintah meningkatkan toyalti batu bara sudah mempertimbangkan berbagai aspek.

"Selanjutnya, PTBA akan tetap komitmen memberikan kontribusi yang optimal kepada negara," ujar Arsal dalam konferensi pers Jumat (26/8/2022).

Sementara kondisi keuangan PTBA saat ini masih sangat sehat, dengan penerapan royalti diakui akan sedikit menggerus laba perusahaan jika tidak dibarengi dengan peningkatan penjualan.

"Karena royalti ini akan meningkatkan HPP dan sebagai biaya, tapi kan diimbangi dengan kondisi market sekarang berharap tetap sehat. Kalau untuk tahun ini dampaknya tidak terlalu besar, untuk tahun depan kita sudah hitung-hitung dampaknya, tapi kami yakin dampak royalti masih bisa diantisipasi perusahaan dan yakin ke depan dengan adanya kenaikan royalti kondisi keuangan perusahaan tetap sehat," kata Arsal.

Arsal mengungkapkan untuk tahun ini pengaruh royalti batu bara ke laba 2022 ini akan ada kenaikan biaya sebesar 5 persen. Harapannya, apabila volume penjualan dan harga meningkat laba juga masih bisa meningkat.

Sebelumnya, pada 15 Agustus 2022, Presiden RI Joko Widodo mengesahkan aturan kenaikan tarif royalti batu bara melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2022 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Royalti batu bara tersebut ditujukan pada pemegang IUP batu bara yang sekarang berkisar 5-12,5 persen menjadi 7-13,5 persen, bergantung pada HBA dan tingkat kalori yang dimiliki produk batu baranya.

Sementara itu, laba bersih PTBA mencapai Rp6,1 triliun pada semester I/2022, melonjak 246 persen sekaligus melampaui ekspektasi analis.

PTBA membukukan pendapatan Rp18,42 triliun pada semester I/2022, seperti dikutip dari laporan keuangannya di Harian Bisnis Indonesia. Nilai itu melonjak 79,01 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp10,29 triliun pada semester I/2021.

Beban pokok pendapatan PTBA mencapai Rp10,07 triliun per Juni 2022 dari sebelumnya Rp6,74 triliun. Namun, PTBA berhasil mencatatkan kenaikan laba bruto menjadi Rp8,35 triliun pada semester I/2022 dari sebelumnya Rp3,54 triliun.

PTBA meraih laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp6,16 triliun per Juni 2022. Laba bersih tersebut melonjak 246,14 persen yoy dari sebelumnya Rp1,77 triliun pada semester I/2021.

"Kami dapat mengharapkan PTBA untuk menghasilkan pertumbuhan 50 persen laba bersih secara kuartalan lebih tinggi pada kuartal II/2022 menjadi Rp3,4 triliun. Dengan begitu, laba bersih Semester I/2022 menjadi Rp5,7 triliun, tumbuh 3,2 kali lipat secara tahunan, 47 persen dari perkiraan tahun penuh 2022 kami," katanya.

Dengan estimasi laba bersih Rp5,7 triliun, artinya realisasi laba bersih PTBA pada semester I/2022 senilai Rp6,16 triliun melampaui ekspektasi.

Lebih lanjut, Edward menilai perubahan pajak royalti batubara berdampak terbatas. PTBA sebagai pemegang IUP untuk semua konsesi batu baranya akan dikenakan pajak royalti baru mulai 15 September 2022.

Dari pajak royalti baru ini, PTBA diperkirakan menghasilkan estimasi laba bersih 3 persen dan 11 persen lebih rendah pada 2022 dan 2023.

Korea Investment dan Sekuritas Indonesia menilai ada potensi kenaikan mungkin berasal dari implementasi BLU batu bara yang sedang dibahas dan menguntungkan penambang dengan porsi penjualan domestik yang tinggi melalui kompensasi. Korea Investment merevisi turun target harga saham PTBA menjadi Rp4.750 dari harga Rp5.000 dengan rekomendasi beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper