Bisnis.com, JAKARTA — Saham tambang batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menutup perdagangan hari ini di zona hijau dengan kenaikan cukup signifikan seiring investor NBS Clients yang kembali melakukan aksi borong saham BUMI.
Mengutip data Bloomberg, Kamis (25/8/2022) pukul 15.00 WIB, saham BUMI berada pada posisi Rp174, naik 16,78 persen atau setara 25 poin.
Sepanjang perdagangan, saham berkapitalisasi pasar Rp24,37 triliun tersebut bergerak di kisaran Rp149 hingga Rp178, dan mencatatkan transaksi 9,15 miliar saham senilai Rp1,53 triliun.
Dalam sepekan, saham BUMI telah melesat 21,68 persen, bahkan sempat terbang 241,18 persen dari harga saham Rp51 selama 6 bulan terakhir.
Sebelum mengalami tren kenaikan, saham BUMI hanya berkutat di kisaran harga Rp50 hingga Rp60 per lembarnya selama Maret 2022 hingga awal Juli 2022.
Sebelumnya, pada Selasa (23/8/2022) investor asing NBS Clients tercatat memborong saham BUMI sebanyak 200 juta lembar saham.
Baca Juga
Berdasarkan surat keterangan PT Ficomindo Buana Registrar yang ditujukan kepada OJK, NBS Clients yang beralamat di Zurich, Swiss menambah kepemilikan saham BUMI yang digenggam menjadi total 9.617.265.262 saham atau setara 6,87 persen.
NBS Clients dikenal dengan nama Nomura Bank (Switzerland) Ltd yang memfasilitasi transaksi sekuritas di bursa Asia Pasifik atas nama investor institusi yang berbasis di Swiss.
Selama Juli 2022, NBS Clients tercatat memborong saham BUMI secara bertahap mencapai 6,06 persen atau 1,52 miliar saham.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyebutkan, NBS Clients mengakumulasi saham BUMI sejak Selasa, (19/7/2022) menjadi 5,54 persen, dari sebelumnya 4,94 persen.
Aksi borong pun berlanjut selama 3 hari berturut-turut hingga mencapai jumlah kepemilikan di atas 6 persen.
Sejumlah investor asing lainnya terpantau menggenggam saham BUMI lebih dari 5 persen sampai saat ini, di antaranya HSBC Fund sebanyak 11 persen dan Watiga Trust Ltd sebanyak 5,72 persen.