Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi BI Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

Bank Indonesia akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan strategi triple intervention.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan terus melakukan stabilitas nilai tukar Rupiah dengan triple intervention yaitu melakukan intervensi di pasar valas, baik spot, DNDF, maupun operasi di pasar SBN sekunder.

Hal tersebut disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Agustus 2022, Selasa (23/8/2022) yang dipantau secara virtual.

"Kami akan terus lakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dengan triple intervention tadi," katanya.

Selain memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah melalui triple intervention, BI juga melakukan pembelian dan penjualan SBN di pasar sekunder dengan menjual SBN yang berjangka pendek.

Ini semua, kata Perry, dalam rangka memperkuat nilai tukar Rupiah agar imbal hasil tersebut menarik untuk jangka pendeknya sehingga akan menarik investasi portofolio ke dalam negeri.

"Kita akan melakukan penjualan SBN di pasar sekunder utk tenor-tenor jangka pendek ini agar imbal hasilnya menarik, investasi portofolio masuk dan memperkuat nilai tukar rupiah," ujarnya.

BI juga akan melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder untuk jangka panjang.  Dengan begitu, yield SBN jangka panjang akan lebih landai, tidak akan naik, bahkan diupayakan lebih rendah.

Perry yakin, inflasi dalam jangka menengah panjang akan kembali turun pada sasaran 3 persen plus minus 1 persen atau  yang BI sebut dengan operasi twist, bagaimana membuat struktur yield SBN bergerak naik jangka pendek dan bergerak turun jangka menengah panjang agar investasi portofolio masuk.

Namun dalam jangka panjang, yield SBN dapat turun sehingga bisa mendukung pemulihan ekonomi nasional dan bahkan mengurangi beban fiskal dalam pembiayaan fiskal melalui penerbitan SBN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper