Bisnis.com, JAKARTA – PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) akhirnya mampu mencetak laba bersih Rp54,6 miliar di semester I/2022. Ini menjadi torehan sejarah sejak Juni 2016.
Pasalnya sejak enam tahun lalu emiten telekomunikasi itu kerap membukukan rugi bersih pada pertengahan tahun. Misalnya pada semester I/2016 rugi bersih yang dibukukan mencapai Rp667,7 miliar. Begitu pun dengan periode berikutnya Rp1,2 triliun.
Lalu puncaknya pada semester I/2018 rugi bersih membengkak hingga Rp1,6 triliun dan perlahan menurun pada semester I/2019 Rp1,1 triliun.
Sementara pada semester I/2020 dan semester I/2021, rugi bersih mencapai Rp1,2 triliun dan Rp451,9 miliar. Adapun tahun ini, FREN membidik pendapatan hingga Rp11 triliun usai cetak laba bersih pada semester I/2022.
Direktur Utama Smartfren Merza Fachys mengemukakan kinerja positif FREN sepanjang Januari—Juni 2022 tidak lepas dari kenaikan pendapatan yang cukup signifikan. Di sisi lain, beban usaha dapat ditekan sehingga kenaikannya tidak berdampak besar pada neraca keuangan.
“Faktor utama adalah adanya kenaikan pendapatan perusahaan yang cukup signifikan, sementara biaya [pengeluaran] dapat ditekan sehingga tumbuh tipis-tipis saja,” kata Merza ketika dimintai konfirmasi, Selasa (16/8/2022).
Baca Juga
Smartfren, lanjut Merza, mengharapkan kinerja positif tersebut dapat berlanjut di sisa 2022 dengan persentase pertumbuhan yang terjaga. Dengan asumsi pendapatan sampai akhir tahun bisa tumbuh 10 persen secara tahunan, maka pendapatan FREN diestimasi mencapai Rp11,50 triliun.
“Kami harapkan sampai akhir tahun nanti kami bisa tumbuh secara konsisten pada kisaran yang sama,” tambahnya.
Emiten berkode saham FREN ini mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp5,45 triliun pada semester I/2022. Nilai tersebut naik 10,16 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,95 triliun.
Pendapatan usaha FREN disumbang oleh segmen data sebesar Rp4,94 triliun atau naik 8,23 persen secara tahunan dari Rp4,5 triliun. Sementara itu, pendapatan nondata berkontribusi sebesar Rp139 miliar, jasa interkoneksi Rp127 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp239 miliar.
Meningkatnya pendapatan emiten Grup Sinar Mas ini juga diiringi dengan naiknya beban usaha FREN sebesar 2,34 persen menjadi Rp5,15 triliun, dari Rp5,03 triliun. Meski terdapat kenaikan beban, FREN tercatat mampu membukukan laba usaha sebesar Rp302,1 miliar, berbalik dari rugi usaha sebesar Rp82,7 miliar di periode yang sama tahun lalu.
FREN juga tercatat mampu membalikkan rugi sebesar Rp451,9 miliar di semester I/2021, menjadi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp54,6 miliar di semester I/2022.