Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan jumlah investor ritel di pasar modal Indonesia kini sudah mencapai 9,1 juta investor per Juni 2022.
"Fenomena peningkatan investor ritel di pasar modal yang sudah mencapai 9,1 juta investor harus dibarengi dengan peningkatan pemahaman investasi pada instrumen keuangan agar para investor, yang sebagian besar generasi milenial, memiliki pengetahuan yang lebih memadai," ujarnya dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), Jumat (12/8/2022).
Dia menyampaikan bahwa OJK senantiasa mendukung berbagai inisiatif Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FKPPPK) FKPPPK untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya investasi di dalam negeri.
"Kami melihat peluang besar peran investor domestik baik institusi maupun ritel untuk semakin mendukung ketahanan pasar keuangan Indonesia," ucapnya.
Menurutnya, perkembangan investor pasar modal yang cepat harus diikuti dengan kebijakan yang tepat untuk peningkatan perlindungan investor, terutama investor ritel.
OJK bersama SRO dan pelaku pasar modal terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dalam rangka peningkatan tingkat literasi dan inklusi pasar modal.
Inisiatif program peningkatan literasi keuangan tersebut antara lain juga dilakukan melalui beberapa hal, antara lain pengembangan infrastruktur learning management system edukasi keuangan serta world investor week secara berkala.
"Tak kalah penting, sosialisasi dan edukasi pasar modal terpadu serta pelaksanaan rangkaian literasi keuangan seperti yang dilakukan melalui penyelenggaraan Like It ini yang dilakukan bersama FKPPPK," imbuhnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa Like It merupakan wujud sinergi dan kolaborasi antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan LPS dalam mendukung pembiayaan pembangunan melalui pasar keuangan.
"Jumlah investor ritel pada Juni 2022 sebanyak 9,1 juta menunjukkan kenaikan luar biasa dari jumlah investor ritel sebanyak 2,5 juta pada akhir Desember 2019," kata Perry.
Namun demikian, dia menilai jumlah tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah investor di negara lain dan masih besarnya potensi pasar di Indonesia.
“Untuk itu, LIKE IT perlu terus menggelorakan semangat perjuangan dengan mengisi pembangunan guna memulihkan ekonomi demi meningkatkan ekonomi menuju Indonesia Maju," ujarnya.