Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Waswas Emiten China Delisting dari Bursa AS, Saham Sinopec hingga Alibaba Anjlok

Saham emiten China yang terdaftar di bursa AS anjlok setelah emiten BUMN China mengumumkan rencana delisting dari Wall Street.
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham emiten China yang diperdagangkan di bursa AS melemah pada perdagangan Jumat (12/8/2022) setelah beberapa emiten BUMN China mengumumkan rencana untuk delisting dari Wall Street di tengah ketegangan soal atas audit perusahaan.

Dilansir Bloomberg, saham China Life Insurance Co., PetroChina Co., dan China Petroleum & Chemical Corp. (Sinopec) mencatatkan pelemahan lebih dari 3 persen dan menyeret di antara penurunan terbesar di Nasdaq Golden Dragon China Index melemah 2 persen hari ini.

Ketiga emiten BUMN china tersebut melemah setelah mengungkapkan rencana delisting dari wall Street. Pengumuman mendadak tersebut juga memicu pelemahan saham Alibaba Group Holding Ltd., Pinduoduo Inc. dan JD.com Inc. yang semuanya turun lebih dari 1 persen.

Sekitar 200 perusahaan China, termasuk Alibaba dan Baidu Inc., terdaftar di bursa AS dan kemungkinan akan menghadapi ancaman delisting karena regulator AS tidak dapat memverifikasi audit keuangan mereka.

Analis pasar Saxo Markets Redmond Wong mengatakan BUMN China dianggap dapat memperoleh informasi dan data yang mungkin ragu-ragu diberikan oleh pemerintah China kepada regulator asing.

Raksasa transportasi online China Didi Global Inc. mengumumkan rencana untuk delisting dari New York Stock Exchange pada bulan Desember, di bawah tekanan dari regulator China yang khawatir data perusahaan besar akan terkespos oleh pengaruh asing.

Sementara itu, Alibaba baru-baru ini mengatakan akan melakukan pencatatan saham di papan utama bursa saham Hong Kong.

Direktur investasi GAM Investment Management Jian Shi Cortesi risiko delisting ini telah membebani Amerocan Dopository Receipt (ADR) China, atau kepemilikan saham perusahaan di luar AS.

“Kami memperkirakan lebih banyak perusahaan China secara sukarela delisting dari AS atau memindahkan listing utama mereka ke Hong Kong,” ungkap Jian Shi.

AS dan China telah berselisih selama dua dekade terakhir karena mengizinkan regulator AS mengakses kertas kerja audit perusahaan China dan negosiator belum mencapai kesepakatan.

Kekhawatiran tersebut, serta tindakan keras peraturan terhadap perusahaan teknologi oleh Beijing telah menekan Indeks Nasdaq Golden Dragon, yang turun 66 persen dari level tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada Februari tahun lalu.

Namun, indeks tersebut telah berhasil melambung lebih dari 35 persen dari titik terendah tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper