Bisnis.com, JAKARTA - Emiten suku cadang grup Triputra, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA), membukukan laba bersih sebesar Rp143,62 miliar pada semester I/2022, naik 45 persen dari Rp98,98 miliar pada semester I/2021.
Peningkatan laba bersih ini didukung oleh kenaikan pada sisi penjualan, pendapatan operasi lain-lain, pendapatan keuangan, serta turunnya beban keuangan dan beban pajak karena adanya pajak tangguhan.
Pada periode tersebut, emiten berkode DRMA berhasil membukukan kenaikan penjualan sebesar 22 persen menjadi Rp1,59 triliun dari Rp1,31 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso menilai peningkatan penjualan DRMA terjadi seiring dengan peningkatan permintaan komponen dari produsen otomotif.
Optimisme yang kuat akan pemulihan ekonomi pasca Covid-19 telah mengantarkan pada peningkatan penjualan mobil di Indonesia.
Menurut data Gaikindo, total penjualan mobil nasional pada Januari-Juni 2022 mencapai 475.321 unit, meningkat 23 persen dari 387.873 unit pada periode yang sama 2021.
Baca Juga
"Kami bersyukur, karena kerja keras seluruh jajaran manajemen telah berhasil mengantarkan pada pencapaian yang baik di semester pertama tahun ini. Kami berharap, semoga kinerja yang baik ini terus berlanjut sampai akhir tahun," katanya, Senin (8/8/2022).
Pertumbuhan penjualan DRMA sudah sedikit melampaui target kenaikan penjualan tahun ini sebesar 20 persen. Adapun, pada pos laba bersih, tahun ini Dharma Polimetal membidik pertumbuhan sebesar 50 persen.
Sementara itu, pendapatan operasi lain-lain DRMA meningkat 62 persen, menjadi Rp98,25 miliar dari Rp27,07 miliar.
Sebagai buahnya, laba usaha DRMA pada periode tersebut meningkat 30 persen menjadi Rp201,17 miliar dari Rp155,19 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada paruh pertama tahun ini, DRMA mencatatkan pendapatan keuangan sebesar Rp3,55 miliar, dibandingkan Rp840 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan beban keuangan turun menjadi Rp23,19 miliar dari Rp26,22 miliar.
Oleh karenanya, DRMA membukukan laba sebelum pajak penghasilan Rp181,54 miliar, naik 40 persen dari Rp129,81 pada periode yang sama tahun sebelumnya.