Bisnis.com, JAKARTA — PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) berhasil mencetak pertumbuhan volume produksi batu bara sebesar 6 persen menjadi 28,01 juta ton pada paruh pertama tahun ini.
Tahun lalu, ADRO tercatat merealisasikan produksi 26,49 juta ton pada semester I/2021. Pertumbuhan produksi batu bara ini mengejar target produksi batu bara sebanyak 58 juta—60 juta ton pada tahun ini
Adapun, untuk mengejar target 60 juta ton, perusahaan bisa meningkatkan produksi batu bara sekitar 30 juta—32 juta ton pada paruh kedua tahun ini.
“Saat ini, perusahaan mempertahankan target produksi 2022 yang berkisar 58 juta–60 juta ton dengan perkiraan bahwa operasi pengambilan batu bara akan meningkat pada semester II/2022 dengan adanya prediksi perbaikan cuaca dan peningkatan ketersediaan alat berat,” papar Head of Investor Relations Adaro Energy Indonesia Bret Ginesky dalam keterangan resmi, Senin (1/8).
Untuk mengatasi hambatan dalam memperoleh alat berat, salah satu entitas perusahaan Adaro, yakni PT Saptaindra Sejati (SIS), telah menunjuk satu kontraktor baru yang memiliki kapasitas peralatan untuk membantu pencapaian target produksi PT Adaro Indonesia.
Pada semester I/2022, volume penjualan batu bara Adaro naik 7 persen menjadi 27,50 juta ton dari 25,78 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Kontribusi penjualan batu bara Adaro ialah pasar Indonesia 23 persen, Asia Tenggara 23 persen, Asia Timur Laut 27 persen, India 15 persen, China 10 persen, Eropa 1 persen, dan lainnya 1 persen.
“Walaupun dari kuartal ke kuartal penjualan batu bara ke pasar domestik dapat berfluktuasi, dengan adanya kontrak berbasis volume tahunannya perusahaan tetap menargetkan untuk menyumbangkan 25 persen — 27 persen penjualan ke pasar domestik di Indonesia,” jelasnya.
Perusahaan yang dinakhodai Garibaldi ‘Boy’ Thohir ini melaporkan penurunan 11 persen pada pengupasan lapisan penutup menjadi 102,07 juta bank cubic meter (bcm) pada semester I/2022, dari sebelumnya 115,22 juta bcm.
“Manajemen Adaro memperkirakan bahwa perusahaan akan dapat mencapai target produksi batu bara pada 2022. Namun, karena cuaca buruk dan tantangan industrial dalam mendapatkan alat berat, nisbah kupas 2022 mungkin akan lebih rendah daripada target,” jelas manajemen.