Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis perdagangan karbon menarik minat emiten tambang PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) untuk berekspansi, seiring rencana pembangunan smelter aluminium hijau di Kalimantan.
Kedua langkah itu menandai upaya emiten di bawah sayap Boy Thohir itu beralih dari ketergantungan terhadap bisnis batu bara. Adaro tak sendirian. Sekeranjang emiten tambang lain juga tengah berlomba menambah portofolionya di bisnis hijau.
Adapun, ekspansi ADRO ke perdagangan karbon dilakukan dengan pemberian pinjaman sebesar Rp45,5 miliar kepada anak usahanya PT Hutan Amanah Lestari (HAL).